kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

Harga-harga berpotensi naik karena rupiah lemah, indeks konsumen bisa turun


Selasa, 10 Juli 2018 / 11:30 WIB
Harga-harga berpotensi naik karena rupiah lemah, indeks konsumen bisa turun
ILUSTRASI. Harga bahan pokok selama libur Lebaran


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen kembali meningkat di bulan Juni tahun ini. Sebab, hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2018 naik 3 poin ke level 128,1 dibandingkan 125,1 pada bulan sebelumnya.

Kenaikan itu didorong oleh sejumlah faktor pendukungnya, terutama indeks pembelian barang tahan lama.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, IKK Juni angkanya cukup menunjukkan optimisme seiring terkendalinya harga harga kebutuhan pokok selama lebaran dan tidak ada tekanan dari sisi kenaikan harga BBM dan listrik. Berbeda dari tahun 2017 dimana penyesuaian subsidi listrik membuat IKK anjlok.

Namun, catatannya adalah indeks ekspektasi harga dalam jangka menengah 6-12 bulan cenderung meningkat. Perkiraan konsumen terhadap prospek kegiatan usaha 6 bulan ke depan tidak sekuat bulan sebelumnya, meski masih di atas 100.

Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap meningkatnya tekanan kenaikan harga. Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha pada Juni 2018 sebesar 135,3 lebih rendah dari 135,7 pada bulan sebelumnya.

“Ini diduga akibat mulai naiknya harga harga kebutuhan pokok karena pelemahan kurs rupiah yang buat biaya produksi naik. Tren penyesuaian harga BBM golongan non subsidi di tengah fluktuasi harga minyak juga menimbulkan kekhawatiran adanya kenaikan biaya logistik, transportasi barang kebutuhan pokok,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (10/7).

Indeks ketersediaan lapangan kerja di kelompok sarjana juga perlu menjadi catatan. Sebab menunjukkan penurunan dari 97,2 ke 96,8.

“Indikasi tambahan lapangan kerja di sektor formal belum solid seperti sektor manufaktur. Hal ini seiring dengan turunnya indeks ekspektasi kegiatan usaha dari mulai April hingga Juni,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×