kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,60   1,14%
  • KOMPAS100 1.058   17,14   1,65%
  • LQ45 832   14,49   1,77%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 424   8,21   1,97%
  • IDXHIDIV20 511   9,17   1,83%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,74   0,60%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

Kenaikan optimisme konsumen karena musimnya


Rabu, 06 Juni 2018 / 22:56 WIB
Kenaikan optimisme konsumen karena musimnya
ILUSTRASI. Penjualan minuman kemasan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki musim puasa dan menjelang lebaran, optimisme konsumen kembali meningkat di bulan Mei tahun ini. Sebab, hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2018 naik 2,9 poin ke level 125,1.

Kenaikan itu didorong oleh sejumlah faktor pendukungnya, terutama oleh indeks penghasilan dan indeks pembelian barang tahan lama. Sayangnya, indeks lapangan kerja dan ekspektasinya serta indeks ekspektasi kegiatan dunia usaha kompak menurun.

Sejalan dengan peningkatan optimisme konsumen, porsi penghasilan konsumen yang digunakan untuk tabungan menurun. Sementara porsi penghasilan kosumen yang digunakan untuk pembayaran cicilan dan konsumsi naik, tapi tipis.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, kenaikan optimisme konsumen di Mei tahun ini sejalan dengan pola musimannya, yaitu naik ramadan dan menjelang lebaran. Apalagi dengan adanya pemberian THR.

Setelah periode tersebut, komponen penghasilan kembali ke kondisi normal dan kegiatan usaha melambat lantaran momentumnya sudah lewat. "Jadi memang ini siklus. Tapi kalau kegiatan pemerintah menguat di semester kedua, mungkin bisa mengembalikan optimisme konsumen terkait dunia usaha," kata Lana kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6).

Lana melanjutkan, di periode ramadan dan menjelang lebaran pula, konsumsi masyarakat biasanya meningkat. Namun, jika kenaikannya tipis, bisa jadi hal itu disebabkan oleh dua hal.

Pertama, harga-harga yang mengalami kenaikan sehingga porsi belanja masyarakat tidak besar. Kedua, kenaikan penghasilan masyarakat tidak sebesar kebutuhan konsumsinya sehingga masyarakat masih harus menahan.

Yang jelas menurut Lana, kuartal kedua merupakan siklus terbaik konsumsi rumah tangga. Jika konsumen bisa diyakinkan, maka konsumsi rumah tangga bisa mencatat pertumbuhan tertinggi di kuartal kedua ini dibanding kuartal lainnya sepanjang 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×