kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gula pasir masih mahal, ini penyebabnya menurut Kementerian Perdagangan


Selasa, 26 Mei 2020 / 13:22 WIB
Harga gula pasir masih mahal, ini penyebabnya menurut Kementerian Perdagangan
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng it


Reporter: Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

"Importir gula juga mengalami kesulitan mendapatkan kapal pengangkut karena adanya protokol kesehatan yang harus diikuti di negara asal impor," ujarnya, Minggu (24/5).

Baca Juga: Ini pelajaran berharga hadapi covid-19 dari pengalaman adik Via Vallen positif corona

Karena adanya masalah itu, sejumlah pabrik gula yang sudah mendapatkan izin impor mengalihkan sumber impor ke negara yang belum menerapkan lockdown secara ketat seperti dari Brazil dan beberapa negara di Afrika. Namun, waktu tempuh untuk impor gula menjadi lebih lama.

Baca Juga: Update corona di Jakarta Senin (25/5) positif 6.628 sembuh 1.648 meninggal 506

Yang jelas, Kemdag akan terus memantau proses importasi yang dilakukan pabrik gula yang sudah mendapatkan izin impor.

Dengan begitu, pihaknya dapat menjamin ketersediaan stok dan stabilisasi harga nasional. Adapun persetujuan impor tersebut salah satunya diberikan kepada anak perusahaan Perum Bulog yakni PT Gendhis Multi Manis (GMM).

Baca Juga: Corona di Jakarta mulai landai Senin (25/5) positif 6.628 sembuh 1.648 meninggal 506

Selain soal impor kurangnya pasokan GKP di pasar lantaran bergesernya musim giling tebu akibat perubahan iklim yang biasanya mulai pada Maret, bergeser menjadi Juni.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×