Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Indonesia sebenarnya sudah memanfaatkan pasokan bawang putih dari negara-negara tersebut, namun masih dalam jumlah yang sedikit, yaitu sebesar 8.000 ton dari India dan 135 ton dari Mesir. Di belahan bumi yang lain,
Spanyol merupakan penghasil bawang putih terbesar Eropa yang menghasilkan 274.712 ton bawang putih, dimana 165.875 ton diantaranya untuk pasar ekspor. Namun, Indonesia belum memanfaatkan pasokan ini. Pemerintah patut mempertimbangkan opsi-opsi ini supaya bawang putih terus tersedia dalam harga yang tercapai bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Antisipasi penyebaran virus corona, Pemerintah larang impor hewan hidup dari China
“Sementara itu, permintaan konsumen Indonesia terhadap bawang putih masih cukup signifikan, yaitu sekitar 0,33 ons per kapita setiap minggunya. Secara keseluruhan, menurut data BPS, permintaan bawang putih Indonesia mencapai 500.000 ton per tahun. Jumlah sebesar ini belum mampu dipenuhi produksi bawang putih dalam negeri yang baru mampu memproduksi sekitar 39.000 ton per tahun,” terang Felippa.
Harga bawang putih di berbagai daerah di Tanah Air mulai melambung tinggi karena adanya penghentian sementara impor pangan dari China akibat penyebaran Virus Corona.
Sebenarnya, Virus Corona adalah penyakit zoonosis yang tidak menyebar melalui tanaman hortikultura.
Baca Juga: Mayoritas penderita virus corona adalah laki-laki, mengapa?
Selain itu, setiap impor bawang putih juga harus memenuhi standar-standar Sanitary Phytosanitary (SPS) dan proses inspeksi, karantina, dan pengawasan keamanan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa produk yang diimpor bebas dari penyakit apapun. Namun, Felippa menambahkan, keinginan pemerintah untuk lebih berhati-hati sangatlah wajar. (Wayan A. Mahardhika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Bawang Putih Naik, Pemerintah Jangan Bergantung Impor dari China"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News