CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Antisipasi penyebaran virus corona, Pemerintah larang impor hewan hidup dari China


Selasa, 04 Februari 2020 / 19:09 WIB
Antisipasi penyebaran virus corona, Pemerintah larang impor hewan hidup dari China
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi Menkeu Sri Mulyani sampaikan keterangan pers di Istana Bogor, Selasa (4/2).


Reporter: Abdul Basith | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Guna meminimalisir penyebaran virus corona, Pemerintah Indonesia melarang impor hewan hidup dari China. Keputusan itu diambil karena metode penularan virus corona tidak hanya dari manusia ke manusia tatapi juga melalui hewan liar.

"Kebijakan pemerintah melarang impor binatang hidup dari Tiongkok, kalau sekarang ada yang dikirim akan dikembalikan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai Rapat Terbatas di Istana Bogor, Selasa (4/2).

Kepastian penghentian impor hewan hidup dari China juga ditegaskan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. "Sifatnya sementara, tidak selamanya karena ini mengantisipasi saja," terang Agus.

Baca Juga: Kementan bantah kenaikan bawang putih karena pembatasan impor terkait virus corona

Keputusan tersebut akan dilakukan segera oleh pemerintah. Selepas rapat terbatas, Agus bilang aturan akan segera dikeluarkan.

Sementara itu untuk produk lainnya tidak akan dihentikan. Termasuk untuk produk hortikultura dari China seperti buah dan bawang putih akan terus berjalan. Menurut Airlangga, hal tersebut sudah sesuai dengan protokol kesehatan dunia. 

Sementara untuk produk hortikultura, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut tidak perlu melalui karantina. Pasalnya pengawasan ketat telah dilakukan di negara asal.

"Mitigasinya dari bawah, negara yang terkena suspect kami sudah mitigasi," pungkas Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×