Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Achmad Soebagjo Nasution mengungkapkan permintaan maafnya kepada ayah pasien almarhumah Ayu Tria Desiani (9) yang meninggal dunia di ruang ICU bersamaan dengan terjadinya proses syuting sinetron Love in Paris di rumah sakit tersebut. Permintaan maaf tersebut disampaikan Achmad secara langsung kepada ayah korban, Kurnianto Ahmad Syaifur (47) dihadapan sejumlah media saat menggelar konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Selain mengungkapkan permintaan maaf, pihak RSAB Harapan Kita juga mengucapkan rasa bela sungkawa kepada orang tua almarhumah. Permintaan maaf tersebut disampaikan Achmad atas ketidaknyamanan yang diterima Ayu Tria selama menjadi pasien dan menjalankan perawatan di rumah sakit Harapan Kita. Dalam tragedi meninggalnya salah satu pasien RSAB Harapan Kita ini, Achmad masih tetap berkelit bahwa pihaknya hanya berkeinginan untuk memperkenalkan atau mempromosikan rumah sakit dan berkeras tidak menerima imbalan apa pun atas penggunaan tempat ICU sebagai lokasi syuting.
"Selama ini syuting di rumah sakit lebih kepada pengenalan rumah sakit dan tidak dikenakan biaya. Kami pihak rumah sakit tidak menerima biaya dalam hal ini. Beberapa kali syuting dilakukan, lebih kepada mengenalkan rumah sakit dan lebih banyak program edukasi atau pendidikan pelayanan yang ditawarkan rumah sakit," kilah Achmad dalam keterangan resminya di hadapan media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (28/12).
Selain berkilah tidak menerima imbalan apa pun dari kegiatan syuting sinetron yang menggunakan salah satu ruangan ICU, pihak RSAB Harapan Kita juga mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah menawarkan kepada pihak rumah produksi atau production house, untuk menggunakan salah satu ruangan ICU rumah sakit tersebut.
Menurut Achmad, pihak rumah produksi-lah yang meminta izin untuk melangsungkan adegan syuting di rumah sakit asuhan Kementerian Kesehatan itu. Permintaan itu dikirimkan melalui surat resmi yang diajukan kepada pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit mengabulkan permintaan itu dengan tujuan mempromosikan nama RSAB Harapan Kita melalui media baik melalui acara hiburan maupun juga peliputan kegiatan rumah sakit.
Atas insiden yang mengakibatkan korban jiwa ini, Achmad mengaku pihaknya saat ini untuk sementara tidak mengizinkan adanya syuting sinetron. "Kami tidak menduga jika akhirnya proses syuting menimbulkan rasa ketidaknyamanan. Karena itu kami khususnya RSAB, untuk sementara tidak mengizinkan adanya syuting," tandas Achmad.
Selain itu, Achmad mengaku pihaknya juga siap untuk menerima teguran yang akan dilayangkan oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi secara berjenjang, sesuai dengan aturan yang berlaku. "Sebagai staf Kementerian Kesehatan, pada dasarnya kami harus siap diperintah apa pun, termasuk menerima teguran," pungkas Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News