kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.484   101,00   0,61%
  • IDX 6.523   252,79   4,03%
  • KOMPAS100 950   42,55   4,69%
  • LQ45 738   34,56   4,91%
  • ISSI 202   5,54   2,81%
  • IDX30 383   18,17   4,98%
  • IDXHIDIV20 463   17,59   3,95%
  • IDX80 107   4,52   4,39%
  • IDXV30 111   2,64   2,45%
  • IDXQ30 126   5,42   4,51%

Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus


Rabu, 26 Februari 2014 / 21:40 WIB
Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus
ILUSTRASI. Cara menghilangkan bau pipis kucing.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

PADANG. Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan mengalami erupsi pada Rabu (26/2/2014) sekitar pukul 16.15 WIB.

"Gunung Marapi erupsi dan mengeluarkan hujan abu vulkanis dengan radius tiga kilometer arah selatan," kata Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Warseno saat dihubungi Rabu.

Ia menyebutkan, dampak dari erupsi yang terjadi tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan aktivitas sebelumnya. Hujan abu dirasakan oleh masyarakat dalam radius 3 km dari puncak gunung.

Daerah tersebut, katanya, adalah kawasan yang berada di bagian selatan Gunung Marapi seperti Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan di Kabupaten Tanah Datar.

"Sejak ditetapkan dalam status waspada pada 3 Agustus 2013, ini merupakan erupsi yang terbesar. Sebelumnya dampak erupsi hanya di gunung saja," katanya.

Padahal, katanya, jika dibandingkan dengan Januari, erupsi gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada bulan Februari menurun. Pada Januari 2014 tercatat sebanyak 57 erupsi, sedangkan Februari 4 kali.

Meskipun demikian, katanya, status Gunung Marapi saat ini masih tetap dalam status waspada, tanpa mengalami perubahan.

Dengan kejadian tersebut, ia mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah, mengingat gangguan kesehatan yang akan terjadi akibat hujan abu tersebut. "Kalau bisa, masyarakat pakai masker," katanya.

Ia juga menyebutkan, ketinggian ledakan itu tidak dapat teramati secara visual karena puncak gunung tertutup kabut.

"Karena jarak pandang terbatas, aktivitas tidak terekam dari pos pemantauan karena gunung diselimuti asap," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×