kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gubernur BI pastikan rupiah tak sampai Rp 17.000 per dollar AS


Selasa, 22 Mei 2018 / 17:11 WIB
Gubernur BI pastikan rupiah tak sampai Rp 17.000 per dollar AS
ILUSTRASI. Gubernur BI Agus Martowardojo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini mendekati Rp 14.200 per dollar AS sudah tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Oleh sebab itu, BI melihat pergerakannya tidak akan terlalu jauh.

Hal ini sekaligus menepis anggapan bahwa rupiah bisa melemah sampai Rp 17.000 tahun ini. "Hampir Rp 14.200 saja itu sudah lebih rendah dari seharusnya, kalau Rp 17.000 ya tidak lah. Kami tidak ada target tertentu, tapi BI mandatnya adalah jaga nilai tukar supaya tidak bergejolak," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR RI, Selasa (22/5)

Sejak 1 Mei hingga hari ini, BI mencatat, rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,94% (month to date/mtd terhadap dollar AS. Depresiasi yang dialami rupiah ini lebih baik dibandingkan baht Thailand yang melemah 2,1% (mtd), ringgit Malaysia melemah 1,4% (mtd), rupee India melemah 2,5% (mtd), dan lira Turki melemah 12% (mtd).

Adapun, sejak awal tahun hingga hari ini, BI mencatat, rupiah secara total mengalami depresiasi terhadap dollar AS sebesar 4,35% (year to date/ytd). Persentase ini lebih rendah dibandingkan rupee India yang melemah 6,7% (ytd), real Brasil yang melemah 12,8% (ytd), dan lira Turki yang melemah 20% (ytd).

Untuk pelemahan rupiah sepekan ini, di mana Senin (14/5) lalu, rupiah masih berada di Rp 13.965 per dollar AS hingga kemarin menembus Rp 14.200, BI menyatakan bahwa faktor utamanya adalah tekanan eksternal. Sebab, kondisi domestik sendiri cenderung netral.

"Karena ada sanksi AS yang tidak jadi dikeluarkan, dan itu membuat posisi untuk dolar AS. Jadi secara umum, ini dialami negara lain," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×