Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai bahwa ketertarikan investor kepada Surat Utang Negara (SUN) masih ada meskipun nilai tukar rupiah bergerak melemah.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, yield spread antara surat utang negara (SUN) dan US Treasury saat ini masih menarik bagi investor.
“Dengan yield spread yang 4,2%-4,3% masih cukup atraktif dari segi diferensial yield. Hanya sekarang memang tinggal jaga depresiasi nilai tukar,” ujar Dody di kantor Kementerian Keuangan (Kemkeu), Senin (21/5) malam.
Ia melanjutkan, kondisi saat ini seharusnya positif bagi investor asing. Sebab, Indonesia tidak memiliki risiko domestik maupun risiko di fundamental ekonomi. “Spread-nya sekarang cukup lebar. Depresiasi per harinya sekitar di bawah 0,2%-0,3%, masih menutup return mereka. Pertumbuhan ekonomi kita juga masih terjaga,” jelasnya.
Dengan demikian, menurut Dody, kondisi saat ini tidak mengganggu penerbitan surat berharga negara (SBN). Sebab, yang terjadi kini adalah sepenuhnya disebabkan oleh faktor eksternal. Sebab, data dari AS sendiri menunjukkan bahwa ekonomi di sana tumbuh cukup tinggi. Kedua, ada juga pelemahan di euro sehingga perkuat dollar AS.
“Seharusnya tidak (ganggu penerbitan SBN), ini masalah sentimen, keyakinan, confidence,” ucap dia.
Asal tahu saja, sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS malah melemah. Kemarin, Senin (21/5) dollar AS sempat menembus Rp 14.200. Senin (14/5) lalu, rupiah masih berada di Rp 13.965 per dollar AS. Namun, keesokan harinya bergerak menembus Rp 14.000 per dollar AS hingga kemarin menembus Rp 14.200.
Dody mengatakan, tidak ada faktor domestik apapun yang membuat rupiah melemah. Sentimen di dalam negeri sendiri, menurut Dody, cenderung netral. “Berita positifnya juga tidak ada. Jadi netral. Di semua emerging market di regional juga tunjukkan arah netral di domestiknya,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News