Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah akan sulit menguat terhadap dollar AS apabila transaksi berjalan masih mencatatkan defisit atau current account deficit (CAD).
"Kalau impor lebih besar dari ekspor, enggak mungkin rupiah menguat. Kalau transaksi berjalan defisit, kita mesti perbaiki," ujar Agus di Gedung DPR RI, Selasa (22/5).
Pada kuartal I-2018, CAD Indonesia sebesar US$ 5,5 miliar atau sebesar 2,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan defisit 1% terhadap PDB.
Ia mengatakan, CAD bisa diperbaiki dengan penguatan investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) maupun pembelian surat utang negara (SUN). Selain itu, harus ada reformasi secara menyeluruh di Indonesia, mulai dari sektor riil, fiskal, hingga moneter yang mengarah pada kualitas ekspor.
"Thailand sekarang surplusnya 11% terhadap produk domestik bruto (PDB), Singapura 20% terhadap PDB, jadi kita berusaha untuk surplus," katanya.
BI sendiri memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun ini sebesar 2,3% dari PDB. Proyeksi ini lebih lebar dari yang sebelumnya 2,2%–2,3% terhadap PDB.
Hal ini lantaran CAD pada kuartal I-2018 sebesar 2,15% atau US$ 5,5 miliar. Angka ini, menurut Agus, cukup besar.
“CAD di kuartal I cukup kuat. Kalau setahun, itu kira-kira ada di 2,3% dari PDB. Secara besaran US$ 23 miliar,” ucapnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini kembali melemah, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah mencapai Rp 14.178 per dollar AS atau melemah dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.176 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News