kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Dorong Investasi dari Swasta dan BUMN


Rabu, 11 Mei 2022 / 12:13 WIB
Genjot Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Dorong Investasi dari Swasta dan BUMN


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi harus dironrong oleh  investasi. Tetapi tidak hanya investasi yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja, melainkan juga dari swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Jika komponen investasi hanya bergantung dari pemerintah pasti tidak bisa tumbuh cukup tinggi. Untuk itu investasi harus didorong oleh swasta dan juga dari BUMN,” tuturnya dalam acara B-Talk yang diselenggarakan Kompas TV, Selasa (10/5).

Menurutnya, beberapa BUMN sudah diperkuat neracanya, sehingga beberapa BUMN sudah ada yang mendapatkan keuntungan semakin baik pada tahun ini.

Sementara dari pihak swasta, sumber pendanaanya bisa berasal dari dana sendiri. Misalnya saja perusahaan besar yang bergerak di bidang pertambangan atau crude palm oil (CPO). Dengan harga komoditas naik, Sri Mulyani bilang dipastikan mereka akan mendapatkan pendapatan yang cukup besar, sehingga bisa menjadi sumber investasi mereka.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Windfall Profit APBN Dijadikan Bantalan Subsidi

Selain itu, sumber investasi juga bisa berasal dari perbankan. Ia menyebut saat ini kredit perbankan sudah tumbuh di atas 6% dan kredit modal tumbuh di atas 7%. Menurutnya, meski naik dari tahun lalu, namun kredit ini belum cukup tinggi dan harus terus ditingkatkan lagi.

Sehingga, lanjutnya, dengan adanya pemulihan yang semakin baik, bahkan kegiatan mudik lebaran  yang mencapai 84 juta jiwa ini akan menimbulkan optimisme baru. Dengan  begitu, dunia usaha juga akan menjadi optimis karena masyarakat sudah mulai melakukan mobilitas dan juga sudah membelanjakan konsumsinya secara baik, sejalan dengan daya beli yang terus pemerintah jaga.

“Kalau itu terjadi, maka bisnis berani untuk pinjam dan bank berani untuk meminjamkan uang karena dianggap bisnisnya akan berjalan baik.  Ini yang dikatakan pertumbuhan dari kredit diharapkan akan tumbuh lebih tinggi di atas yang sekarang ini,” jelasnya.

Baca Juga: Menkeu Yakin Penerimaan Negara Tahun Ini Terdorong Harga Komoditas

Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang, optimistis tersebut juga telah memberikan harapan bahwa sektor usaha swasta bisa dan mulai melakukan kegiatan produktif investasi, baik yang berasal pendapatannya sendiri maupun berasal dari kredit perbankan, serta dari  penanaman modal di dalam negeri maupun luar negeri.

Dengan begitu, jika konsumsi dan permitaan masyarakat tumbuh dan tetap terjaga baik, maka pemerintah bisa mulai mundur untuk memberikan bantuan melalui APBN terutama untuk membantu penanganan Covid-19. Menurutnya APBN tetap penting, tapi akan lebih diprioritaskan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×