Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta agar Kementerian Perdagangan serius dalam menggarap pasar ekspor non tradisional.
Hal itu sebagai langkah menggenjot ekspor Indonesia. Jokowi meminta agar ekspor Indonesia tak terjebak pada pasar besar yang ada saat ini yakni Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).
"Sekarang tumbuh pasar-pasar baru yang harus digarap secara serius. Banyak negara-negara yang tumbuh ekonomi growth-nya lebih dari 5% di Afrika, di Asia Selatan, di Eropa Timur dan negara-negara lainnya harus diseriusi," ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kemendag, Kamis (4/3).
Oleh karena itu, Jokowi meminta agar Kemendag terus mengejar perjanjian dagang dengan negara potensial. Saat ini Indonesia telah memiliki kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Australia, Korea, dan EFTA.
Indonesia juga tengah melakukan perundingan kerja sama dengan Uni Eropa. Jokowi juga mendorong pembuatan kerja sama ke depan.
Baca Juga: Kunjungan kerja ke Banten, Jokowi meresmikan Bendungan Sindang Heula
"Negara-negara lain yang kita belum memiliki CEPA ini segera dirampungkan segera diselesaikan," terang Jokowi.
Tak hanya menggenjot perjanjian kerja sama, Jokowi juga meminta implementasi dari kerja sama tersebut. Ia mencontohkan agar industri otomotif dapat memanfaatkan potensi besar di Australia.
Pemberian stimulus dan intensif juga diminta untuk dilakukan. Terutama bagi industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja.
"Harus diberikan stimulus dan fasilitas-fasilitas ekspor, harus ada insentifnya untuk memperluas pasar terutama negara-negara non tradisional dengan memanfaatkan kerja sama perdagangan," jelas Jokowi.
Selain itu perwakilan perdagangan yang ada di luar negeri juga digenjot untuk bekerja maksimal. Semua harus bergerak untuk melihat potensi ekspor dan menawarkan produk Indonesia.
Selanjutnya: Kemendag pastikan akan selesaikan persoalan predatory pricing di e-commerce
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News