kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Gejolak Rupiah Beri Dampak pada Pergerakan Inflasi Oktober 2023


Rabu, 01 November 2023 / 07:13 WIB
Gejolak Rupiah Beri Dampak pada Pergerakan Inflasi Oktober 2023
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.003 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.970 per dolar AS. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Oktober 2023 mungkin meningkat bila dibandingkan dengan September 2023.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi bulan Oktober 2023 sebesar 0,24% atau naik dari 0,19% MoM pada bulan September 2023.

Pun inflasi IHK tahun ke tahun atau year on year (YoY) Oktober 2023 diyakini akan sebesar 2,63% YoY, atau naik dari 2,28% YoY pada September 2023.

Baca Juga: Harga Beras Masih Jadi Soal untuk Pergerakan Inflasi Oktober 2023

Josua menyebut, ada beberapa penyebab kenaikan tingkat inflasi. Salah satunya, pergerakan inflasi inti.

"Pergerakan inflasi inti dipengaruhi oleh kenaikan harga emas dan pelemahan rupiah, meskipun normalisasi dari kelompok pendidikan membatasi peningkatan inflasi inti," terang Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).

Meski demikian, Josua bilang kalau inflasi inti cenderung terjangkar, didukung oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk memitigasi dampak inflasi impor.

Selanjutnya, pergerakan inflasi juga dipicu oleh kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food. 

"Ini karena kenaikan harga komoditas pangan, antara lain beras, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam," tambah Josua.

Sedangkan kelompok harga diatur pemerintah juga memberi kontribusi pada inflasi umum, didorong oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pada awal Oktober 2023, mengikuti tren kenaikan harga minyak dunia.

Baca Juga: Dampak El Nino Mulai Terlihat pada Pergerakan Inflasi Oktober 2023

Lebih lanjut, Josua pun memperkirakan inflasi hingga akhir tahun tetap berada di kisaran sasaran BI yang sebesar 3% YoY plus minus 1%.

Dari pehritungannya, inflasi hingga akhir tahun ini akan bergerak lebih rendah dari 3% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×