kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gayus ingin bertemu idolanya Maria Sharapova


Kamis, 18 November 2010 / 21:58 WIB
ILUSTRASI. Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA)


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kuasa hukum terdakwa Gayus Tambunan menyatakan Gayus ke Bali murni untuk menemui pemain tenis idolanya, Maria Sharapova.

Maria adalah pemain tenis asal Rusia yang duduk di peringkat 18 dunia. Kuasa hukum Gayus, Adnan Buyung Nasution, mengatakan walau Maria tidak ikut bertanding, Gayus tetap ingin ke Bali untuk bertemu idolanya itu.

“Menurut Gayus, Maria ada di Bali. Foto Maria pun dipasang di handphone Gayus. Dia beli tiket jauh sebelum ditahan,” tutur Adnan sambil menunjukkan foto Maria di handphone Gayus .

Dalam jumpa pers, Adnan menjelaskan Gayus sama sekali tidak bertemu politisi selama di Bali, termasuk Aburizal Bakrie dan orang-orang Grup Bakrie. Gayus sempat kabur dari sel ke Bali dua pekan lalu. Namun, Gayus enggan terang-terangan berbicara kepada kuasa hukumnya. Soal maskapai penerbangan misalnya, Gayus tutup mulut.

“Siang tadi sudah kita tanyakan, tetapi tidak Gayus jelaskan. Dia katakan berangkat dengan penerbangan reguler biasa,” kata kuasa hukum Gayus, Sadly Hasibuan.

Gayus berangkat menggunakan salah satu maskapai penerbangan komersial. Itu artinya, Gayus terbang lewat Bandara Soekarno Hatta. Namun, menurut Adnan, sampai saat ini CCTV yang terpasang di Bandara Soekarno Hatta tidak menyimpan perawakan Gayus.

Penyidikan lewat CCTV masih terus berjalan. Kepergian Gayus ke Bali mencuatkan kasus baru bagi mantan pegawai Dirjen Pajak ini. Kasus dugaan suap Gayus kepada para petugas Rutan Mako Brimob Kelapa Dua masih diselidiki polisi. Bagi Adnan, kasus suap Gayus tidak akan ditangani timnya.

“Gayus ke Bali, itu perkara sampingan. Saya tidak mau terpengaruh,” kata Adnan. Menurut Adnan, kasus suap ini bisa saja melibatkan orang-orang di atas Kompol Iwan Siswanto. Iwan adalah Kepala Rutan Mako Brimob yang telah berstatus tersangka dugaan suap. Berdasarkan pemeriksaan kode etik kepolisian, Iwan tidak lagi menjabat Kepala Rutan. Sayangnya, Adnan tidak tahu Gayus mendapat uang dari mana sampai bisa menyuap para petugas Rutan.

“Orang seperti Gayus cukup pintar untuk simpan uang tidak hanya di tanah air. Tidak mustahil dia punya uang banyak,” kata Adnan. Adnan hanya tahu komisinya sebagai pengacara diberi Gayus sebagai hasil pinjaman ke kawan-kawan Gayus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×