Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 hanya 4,94% secara tahunan atau year on year (YoY).
Apabila dilihat menurut pengeluaran, konsumsi pemerintah tercatat mengalami kontraksi 3,76% secara YoY pada periode laporan.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar mengatakan, kontraksi konsumsi pemerintah tersebut disebabkan oleh penurunan belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial (bansos).
Selain itu, kontraksi konsumsi pemerintah juga disebabkan oleh pergeseran pembayaran gaji ke-13 aparatur sipil negara (ASN) pada tahun lalu, dibayarkan pada kuartal III-2022.
"Seperti yang kita ketahui terdapat pergeseran pembayaran gaji ke-13, di mana pada 2022 pembayaran gaji ke-13 dilakukan di kuartal ketiga. Sedangkan pada 2023, terjadi di kuartal kedua sehingga konsumsi pemerintah tumbuh 10,57% pada kuartal II-2023 dan kontraksi 3,76% pada kuartal III-2023," ujar Amalia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (6/11).
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI pada Kuartal III-2023 Sebesar 4,94%
Sementara itu, kinerja ekspor pada kuartal III-2023 juga mengalami kontraksi sebesar 4,26%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas di pasar global, mulai dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, dan mesin/peralatan listrik.
Sebaliknya, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama produk domestik bruto (PDB). Tercatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 5,06% seiring terkendalinya inflasi.
Kemudian, penanaman modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 5,77% yang didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, kendaraan, ultivated biological resource (CBR), serta produk kekayaan intelektual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News