Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia di level BBB dengan outlook stabil, pada 11 Maret 2025. Meski demikian lembaga tersebut memprediksi perekonomian Indonesia akan menghadapi tantangan tahun ini dan ke depan.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mencatat, salah satu pertimbangan utama Fitch dalam mempertahankan peringkat ini adalah stabilitas makroekonomi Indonesia yang masih relatif terjaga, didukung oleh defisit fiskal yang terkendali di bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2024, serta cadangan devisa yang cukup untuk membiayai impor dan kewajiban eksternal jangka pendek.
Namun, Fitch juga mencatat beberapa risiko yang perlu diantisipasi, salah satunya adalah tren kenaikan rasio utang terhadap PDB, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 40,4% pada 2025, naik dari kisaran 38% pada 2024.
Baca Juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB, Outlook Stabil
Hal ini menunjukkan meningkatnya beban fiskal, terutama dalam konteks kebijakan fiskal yang ekspansif menjelang pemerintahan baru.
Selain itu, Fitch juga memberikan peringatan terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan hanya 5% pada 2025 dan turun ke 4,9% pada 2026.
“Dilihat dari kondisi Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang RO di level BBB dengan outlook stabil, mencerminkan kombinasi antara fundamental ekonomi yang cukup kuat dan tantangan yang harus diwaspadai,” tutur Rizal kepada Kontan, Rabu (12/3).
Sejalan dengan proyeksi lembaga tersebut, Rizal menyampaikan faktor utama yang perlu menjadi perhatian adalah potensi tekanan dari perlambatan ekonomi global, ketidakpastian kebijakan pasca transisi pemerintahan.
Selain itu, dampak dari tren suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS) yang dapat memicu arus modal keluar (capital outflow) juga perlu diwaspadai.
“Hal ini berpotensi meningkatkan volatilitas nilai tukar rupiah dan membebani pasar obligasi Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: Goldman Sachs Pangkas Peringkat Pasar Saham dan Surat Utang Indonesia, Ini Pemicunya
Adapun dalam konteks pasar obligasi, keputusan Fitch untuk mempertahankan peringkat Indonesia tetap stabil dapat menjadi sentimen positif karena mengurangi risiko downgrade yang bisa memperburuk kepercayaan investor.
Namun, Rizal menilai, faktor eksternal tetap menjadi tantangan besar, terutama apabila The Fed mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan.
Dengan demikian lanjutnya, meskipun peringkat stabil ini dapat memberikan dukungan bagi investor di pasar surat utang, tetap diperlukan kebijakan fiskal yang disiplin dan strategi yang lebih agresif dalam memperkuat fundamental ekonomi domestik agar Indonesia tetap kompetitif dan mampu menarik aliran investasi jangka panjang.
Selanjutnya: Lebaran Idul Fitri 2025 Kapan? Akankah Pemerintah dan Muhammadiyah Berbeda?
Menarik Dibaca: Seperti Apa Ciri-Ciri Asam Lambung yang Parah? Ini Ulasan Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News