Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch dari Amerika Serikat (AS) kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB, satu tingkat di atas level terendah investment grade, dengan outlook stabil pada Selasa 11 Maret 2025.
Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah yang baik serta rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang rendah.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia dipatok 5,2% dalam asumsi APBN 2025. Sedangkan posisi utang Indonesia pada 31 Januari 2025 mencapai Rp 8.909,14 triliun, atau setara 39,6% dari PDB.
Baca Juga: Satu Lagi Lembaga Internasional yang Mengapresiasi Peringkat Utang Indonesia
Pada laporannya, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 terutama akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat, serta dukungan belanja publik untuk bantuan sosial dan proyek infrastruktur.
Investasi swasta juga akan tetap kuat didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter yang moderat, serta berkurangnya ketidakpastian kebijakan pasca pemilu tahun 2024, dan aktivitas hilirisasi yang berlanjut.
Menurut Fitch, penguatan pada aspek struktural, pendapatan pemerintah, dan ketahanan eksternal akan memberikan peluang untuk peningkatan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia ke depan.
Menanggapi keputusan Fitch tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan, afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan dunia internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Peringkat Utang Indonesia Meningkat di Tahun Pertama Prabowo
“Didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” tutur Perry dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/3).
Ia menambahkan, Bank Indonesia akan terus berkomitmen untuk memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dengan tetap mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk meningkatkan sinergi dengan pemerintah Pusat dan Daerah untuk menjaga stabilitas inflasi volatile food.
Ke depan, Bank Indonesia juga akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan keuangan.
Baca Juga: R&I Pertahankan Peringkat Utang RI di BBB+, Gubernur BI: Kepercayaan Global Menguat
Juga termasuk mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, serta terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita.
Selanjutnya: Indonesia Begins Debate on Allowing Soldiers to Take Civilian Posts
Menarik Dibaca: Kerjasama Kemitraan SUSE dan ICS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News