Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia mampu mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook stabil berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari lalu. Stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik hasil afirmasi peringkat kredit dari Fitch Ratings tersebut dan terus menjaga disiplin fiskal. Hasil asesmen Fitch Ratings menunjukkan kondisi ekonomi Indoensia akan cenderung stabil, dan utang pemerintah diperkirakan masih terjaga.
“Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret bahwa kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik,” tutur Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3).
Baca Juga: Sri Mulyani Antisipasi Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia
Meski demikian, Fitch memperkirakan defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5% dari PDB pada tahun ini, sehingga akan meningkatkan rasio utang pemerintah menjadi 40,4% dari PDB tahun ini.
Namun, Fitch menganggap Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.
Kebijakan ini berkontribusi pada stabilitas rasio utang pemerintah, yang diperkirakan akan menurun secara moderat menjadi 39,1% dari PDB pada tahun 2028, yang menunjukkan konsistensi pengelolaan utang secara hati-hati.
Selanjutnya, Fitch menilai, prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Meskipun terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara, Indonesia dinilai terus menunjukkan ketahanan dan komitmennya dalam memperkuat perekonomian domestik.
Lembaga rating yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0% pada 2025, didukung konsumsi domestik yang kuat. Termasuk belanja pemerintah untuk bantuan sosial dan infrastruktur, investasi swasta yang terus tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan.
Baca Juga: Fitch Ratings Proyeksi Rasio Utang Indonesia Meningkat Jadi 40,4% dari PDB di 2025
Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi, seperti penurunan permintaan impor dari China dan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).
Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada 2026 mendatang menjadi 4,9%.
Lebih lanjut, Sri Mulyani membeberkan, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi. Sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi.
Selanjutnya: Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Anggaran Coretax Rp 467,31 Miliar pada 2024
Menarik Dibaca: Resep Kulit Ayam Crispy Saus Mentega, Ini Rahasianya Biar Renyah Tahan Lama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News