CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Fadli Sadama pemimpin kelompok teroris Indonesia


Selasa, 17 Desember 2013 / 20:14 WIB
Fadli Sadama pemimpin kelompok teroris Indonesia
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Silhouettes of mobile device users are seen next to a screen projection of Youtube logo in this picture illustration taken March 28, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengamat Terorisme Dino Cresbon mengungkapkan bahwa Fadli Sadama merupakan pimpinan dari berbagai kelompok teroris yang ada di Indonesia.

Dia bilang, teroris di Indonesia tergabung dalam tiga kelompok besar yang Kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso, Kelompok Mujahidin Indonesia Tengah, dan Kelompok Mujahidin Indonesia Barat yang dipimpin Abu Roban.

"Abu Roban memimpin kelompoknya dalam pencarian dana untuk kepentingan kelompok teror. Kelompok ini melakukan aktivitas fai di sepanjang wilayah Sumatera sampai Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, sampi Sulawesi Selatan," kata Dino melalui sambungan teleponnya kepada Tribunnews.com, Selasa (17/12/2013).

Dikatakannya, hasil rampokan yang didapatkan kelompok tersebut dikatannya untuk mendukung pembiayaan teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia Tengah.

Dari tiga kelompok teroris besar tersebut, ternyata Fadli Sadama merupakan tokoh sentral dalam kumpulan kelompok teroris Indonesia.

"Memang Fadli Sadama sejak tiga tahun lalu didaulat sebagai pemimpin kumpulan organisasi mujahidin Indonesia," katanya.

Meskipun berada di dalam tahanan Lapas Tanjung Gusta, Fadli Sadama tetap saja dihormati kelompok-kelompok teror yang ada di Indonesia karena dalam organisasi mereka menggunakan sistem baiat. Selama belum dilepas baiatnya semua tetap tunduk.

Terkait sejumlah penangkapan teroris menjalang Natal dan Tahun Baru kepolisian memang menangkap indikasi serius terhadap ancaman teror. Hal tersebut dengan terungkapnya kasus peredaran senjata api rakitan dari air soft gun dalam pengembangan kasus penembakan polisi.

Selain itu, penemuan sejumlah bahan peledak sepanjang tahun 2013 menjadi sinyalemen adanya gangguan terir pada saat natal dan tahun baru yang ditangkap kepolisian, termasuk teror yang dilakukan terhadp Vihara Ekayana, di Jakarta Barat belum lama ini.

Pada dasarnya orang-orang yang ditangkap polisi merupakan orang baru dalam dunia teroris Indonesia, hal tersebut terlihat dengan tidak adanya nama-nama orang rtersebut dalam data base Densus 88 Antiteror Polri. Meskipun mereka sebetulnya dimentori orang-orang yang menjadi residivis.

"Jadi tidak bisa juga mereka disebut sebagai kelompok teroris lama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×