Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Berkaca dari India yang kini tengah kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Dicky mengingatkan bahwa sebelumnya India sempat dianggap mampu mengendalikan pandemi.
"Tapi ternyata data yang ditampilkan tidak sesuai dengan kenyataan, yang sebenarnya jauh lebih serius dari itu," ujar Dicky.
Dia mengatakan, ketika suatu negara atau suatu wilayah berupaya mengendalikan pandemi dengan strategi yang sifatnya hanya superficial, maka ada potensi bahaya yang bisa timbul di kemudian hari.
"Ingat bahwa virus ini adalah makhluk hidup yang taat pada hukum biologi, yang diciptakan untuk dia, dan dengan pola eksponensialnya itu, pada akhirnya, karena pelonggaran yang tidak terkendali, aspek deteksi kasus yang juga tidak memadai, ditambah mobilitas dan interaksi yang luar biasa, itu akan menyebabkan ada superspreader event," kata Dicky.
Dicky mengungkapkan, superspreader event akan memicu lahirnya superstrain dari virus corona penyebab Covid-19, yang menyebabkan penularan semakin sulit dikendalikan.
"Itu adalah skenario terburuk, dan itu sudah terjadi di India. Walaupun menurut saya ini belum superstrain, tapi adalah satu strain yang sangat berdampak serius. Ini yang akhirnya meluluhlantakkan," ujar dia.
"Indonesia bisa mengalami itu pada skenario terburuknya, dan itu tidak boleh ditantang," pungkas Dicky.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gelombang Baru Corona Landa Eropa dan Asia, Bagaimana dengan Indonesia?"
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Rendika Ferri Kurniawan
Selanjutnya: Darurat Covid-19, warga India meminta pertolongan untuk dirawat melalui Twitter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News