Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dicky mengaku mengapresiasi penemuan alat tersebut. Namun di satu sisi, dia mengingatkan agar tidak berlebihan dan tidak mengabaikan prinsip ilmiah dan proporsional.
Menurutnya, alat deteksi GeNoSe untuk Covid-19 sedikit lebih baik daripada tes suhu. Namun, posisinya hanya sebagai skrining awal dan tak bisa mengalahkan alat tes seperti rapid test antigen atau PCR.
Selain alat tersebut masih dalam proses uji, GeNoSe menurut dia juga membutuhkan algoritma yang jelas.
"Jangan sampai tujuannya skrining yang terjadi justru paparan, akan ada false positif dan negatif, termasuk prosedur pengambilan sampelnya yang tidak aman, misalnya dalam kondisi banyak orang," ujarnya.
Baca Juga: Alat rapid test GeNose C19 buatan UGM bakal diproduksi 5.000 unit pada Februari
Dicky mengusulkan, pemerintah sebaiknya melarang warga untuk bepergian. Sebab, protokol kesehatan skrining tidak akan terlalu efektif di tengah situasi orang membawa virus begitu banyak.
"Ini yang salah kaprah dan menyebabkan indonesia semakin jauh dari pengendalian pandemi," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "GeNoSe, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM akan Digunakan di Stasiun, Ini Peringatan Epidemiolog"
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Selanjutnya: Awal 2021, alat deteksi Covid-19 buatan UGM, GeNose bakal diproduksi ribuan unit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News