Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, bangkrutnya perusahaan pelayaran kargo terbesar asal Korea Selatan Hanjin Shipping Co tidak perlu dikhawatirkan.
Walaupun dipastikan memiliki mitra angkut di Nusantara lantaran merupakan perusahaan pelayaran terbesar ketujuh di dunia, bangkrutnya Hanjin diyakini tidak berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor impor Indonesia.
Sasmito mengatakan, bangkrutnya perusahaan tersebut hanya akan menghambat ekspor impor Indonesia sebentar. Sebab, bisnis Hanjin dipastikan akan segera diambil oleh provider lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Artinya pada saat ini dengan situasi global yang belum kondusif sehingga banyak pebisnis yang ambil kesempatan," kata Sasmito, Kamis (15/9).
Lebih lanjut menurut Sasmito, aktivitas ekspor impor Indonesia dengan Korea Selatan juga tidak terlalu besar. Dilihat dari kinerja ekspor, Korea Selatan menempati urutan kelima dari tujuh negara tujuan ekspor utama lainnya Indonesia (di luar negara utama Asean dan Eropa). Sepanjang Januari hingga Agustus 2016, ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar US$ 3,41 miliar.
Sementara itu, dilihat dari kinerja impor, Korea Selatan menempati urutan keempat dari tujuh negara tujuan impor utama lainnya Indonesia (di luar negara utama Asean dan Eropa). Sepanjang Januari hingga Agustus 2016, impor Indonesia dari Korea Selatan tercatat sebesar US$ 3,87 miliar.
"Sehingga tidak berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan kita secara nasional," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News