Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 tercatat melambat menjadi 4,89% secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dibandingkan capaian 5,11% pada periode yang sama tahun lalu.
Kondisi ini turut menekan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-225.
Baca Juga: Mulai Susun RKP, Pemerintah Targetkan Ekonomi Indonesia 2026 Tumbuh Hingga 6,3%
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Hosianna Evalita Situmorang menjelaskan bahwa angka realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) ini juga berada di bawah proyeksi Danamon sebesar 4,97% maupun konsensus pasar 4,92%.
"Perlambatan ini terutama disebabkan oleh kontraksi tajam pada konsumsi pemerintah sebesar 1,38% YoY, akibat normalisasi fiskal pasca-pemilu dan efek basis tinggi dari belanja pemilu senilai Rp 23 triliun pada 2024," ujar Hosianna, dikutip Senin (5/5).
Meski konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan, kontribusinya sedikit melemah dari 2,62 poin persentase (ppt) menjadi 2,61 ppt.
Baca Juga: BPS: Kontribusi Investasi ke Pertumbuhan Ekonomi Terus Menurun
Beberapa indikator lain turut mencerminkan sinyal pelemahan permintaan domestik, seperti:
- Pertumbuhan kredit yang melambat menjadi 9,16% YoY pada Maret 2025, dari sebelumnya 11,0% di triwulan IV-2024.
- Penjualan mobil yang turun 4,74% YoY, dan penjualan motor menurun 2,9% YoY.
- Pertumbuhan tabungan perbankan yang melemah menjadi 13,8% YoY di Maret.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2025 Paling Lambat dalam 3 Tahun Terakhir
Dari sisi regional, pertumbuhan di Jawa dan Sulawesi masih berada di atas rata-rata nasional, ditopang sektor transportasi, logistik, dan jasa.
Di sisi lain, sektor hilirisasi tetap menjadi motor investasi, mendorong realisasi penanaman modal pada kuartal I-2025 naik menjadi 29%.
Namun, spread imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun dan 2 tahun meningkat menjadi 37 basis poin, setelah sebelumnya sempat menyempit 5,93 bps di awal tahun.
Hal ini dinilai sebagai sinyal bearish curve yang mengindikasikan meningkatnya ketidakpastian dalam ekspektasi konsumen dan pelaku usaha.
Baca Juga: Konsumsi Pemerintah Terkontraksi 1,35%, Efek Efisiensi Anggaran?
"Ke depan, PDB pada triwulan II-2025 diperkirakan akan tumbuh 4,79%, mencerminkan perlambatan musiman setelah permintaan yang tinggi, surplus perdagangan yang lebih sempit di tengah ketidakpastian tarif," ungkap Hosianna.
Lebih lanjut, penyebab lainnya adalah kontraksi PMI Manufaktur di seluruh Asia dengan pesanan ekspor yang lebih rendah dari China dan AS, dan tren investasi yang lebih berhati-hati karena likuiditas global masih tertekan, yang diperparah oleh tingginya pinjaman AS sebesar US$ 514 miliar.
Selanjutnya: Berikut Indeks Menabung Konsumen dan Indeks Kepercayaan Konsumen (April 2025)
Menarik Dibaca: Berikut Indeks Menabung Konsumen dan Indeks Kepercayaan Konsumen (April 2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News