kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Ekonomi Menggeliat, Debt Service Ratio di Kuartal III 2023 Meningkat


Rabu, 15 November 2023 / 17:12 WIB
Ekonomi Menggeliat, Debt Service Ratio di Kuartal III 2023 Meningkat
ILUSTRASI. Rasio pembayaran utang atau Debt Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia berpotensi meningkat.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rasio pembayaran utang atau Debt Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia berpotensi meningkat. Padahal sebelumnya DSR sempat turun sejak kuartal II 2022 lalu yakni menjadi 18%, kemudian terus menurun hingga kuartal I 2023 menjadi 16,41%.

Namun, berdasarkan data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi November 2023, DSR tier-1 pada kuartal III 2023 tercatat meningkat menjadi 17,71%. Angka ini meningkat dari DSR tier-1 pada akhir kuartal II 2023 yang sebesar 17,37% yang juga naik dari kuartal sebelumnya.

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, peningkatan DSR tier-1 lantaran adanya pelonggaran ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pelonggaran aktivitas tersebut menjadikan ekonomi Indonesia mulai terakselerasi. Sehingga porsi kepemilikan asing mulai meningkat.

“Karena ekonomi Indonesia terbukti memiliki kinerja resilien sehingga menjadi daya tarik bagi investor. Hal ini tentunya akan meningkatkan DSR juga, sehingga pada 2023 trennya cenderung berbalik naik,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (15/11).

Baca Juga: Utang Luar Negeri Pemerintah Capai US$ 188,3 Miliar, AS & Jepang Kreditur Terbesar

Josua menjelaskan, prospek rasio pembayaran utang Indonesia akan bergantung pada sentimen investor asing. Misalnya, jika sentimen risk-off akibat higher-for-longer atau (suku bunga tinggi akan ditahan lebih lama) terjadi dalam jangka pendek, maka kenaikan DSR bisa tertahan.

Jika ke depannya risk-on sentimen kembali naik, maka ada potensi kepemilikan asing di surat berharga yang bisa kembali meningkat, sehingga menyebabkan  DSR kembali naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×