Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini sebesar 5,18% year on year (YoY), lebih tinggi dibanding kuartal pertama dan kuartal yang sama 2015. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia yang hanya sebesar 4,94%.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengaku perhitungan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah oleh BI tidak berbeda signifikan dengan perhitungan BPS. Namun lanjutnya, ada perbedaan dalam perhitungan ekspor. "Kelihatannya di BI perkirakan ekspor masih tertekan ternyata membaik dari apa yang kami lakukan kajian," kata Agus, Jumat (5/8).
Lebih lanjut menurut Agus, lebih baiknya ekspor tersebut terkonfirmasi dari harga beberapa komoditas yang lebih baik dan penurunannya tidak sedalam dari kuartal sebelumnya.
BPS mencatat, ekspor barang dan jasa pada kuartal kedua tahun ini lebih rendah 2,73% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibanding kuartal sebelumnya, tumbuh 2,29%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, beberapa harga komoditas meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Bahkan beberapa diantaranya sudah bisa menyamai harga pada tahun lalu. "Harga beberapa komoditas di pasar internasional sudah mulai meningkat, contohnya kopi, kedelai dan minyak," kata Suryamin.
Sementara itu, beberapa komoditas ekspor yang mengalami peningkatan quarter to quarter (QtQ), lemak minyak ke nabati, CPO, mesin dan peralatan listrik, kendaraan dan bagian-bagiannya, mesin dan pesawat mekanik, karet dan barang dari karet, pertanian bukan beras, alas kaki, pakaian jadi bukan rajutan, serta kayu dan barang dari kayu.
Dengan realisasi pertumbuhan tersebut, Agus meyakini pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa berada di atas 5%. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi dari BI sebelumnya untuk tahun ini sebesar 5,09%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
