kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi kuartal II-2020 keok, Gubernur BI: Fase terberat ada di bulan April dan Mei


Kamis, 06 Agustus 2020 / 07:26 WIB
Ekonomi kuartal II-2020 keok, Gubernur BI: Fase terberat ada di bulan April dan Mei
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 benar-benar menekan ekonomi Indonesia. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia do kuartal II-2020 yang kontraksi 5,32% yoy. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan negatif ekonomi Indonesia terjadi karena fase perekonomian terberat memang terjadi di kuartal II-2020. Tepatnya di bulan April dan Mei lalu, saat pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

Baca Juga: Ekonomi Indonesia minus 5,32% di kuartal II, BPS: Ekonomi tertekan pandemi corona

Namun, dia menyakini, bahwa ekonomi tanah air mulai bergerak naik pada bulan Juni 2020. "Di Indonesia itu bulan April dan Mei merupakan puncak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sementara pada Juni 2020 mulai ada transisi ke new normal. Ini juga kelihatan dari bulan Juni 2020 dan Juli 2020, di mana PMI mulai ada kenaikan," kata Perry, Rabu (5/8). 

Lebih lanjut Perry bilang, salah satu faktor yang menarik pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level negatif antara lain kontraksi konsumsi rumah tangga. Padahal, porsi konsumsi rumah tangga di pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah mayoritas. 

Di kuartal II lalu, porsi konsumsi rumah tangga mencapai 57,85% dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga kontraksi 5,51% yoy. 

Makanya, untuk menyelamatkan perekonomian, Perry bilang salah satu cara adalah dengan menyelamatkan konsumsi rumah angga terlebih dahulu. Caranya, adalah dengan mempercepat dan memperluas bantuan sosial (bansos). 

"Kita harus mempercepat belanja bantuan sosial dari pemerintah untuk membantu kelas menengah dan mencegah penurunan konsumsi rumah tangga yang lebih dalam," tegas dia. 

Baca Juga: Konsumsi rumah tangga tumbuh negatif 5,51% yoy di kuartal II-2020, simak pemicunya

Perry menambahkan, bank sentral, pemerintah, serta otoritas terkait siap untuk melakukan koordinasi yang erat dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia. Hal ini dengan mempercepat program pemulihan ekonomi di kuartal III-2020. Selain itu, juga dengan mengawasi aktivitas ekonomi yang sudah mulai berjalan setelah pelonggaran PSBB. 

Tak lupa, ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini juga untuk mencegah penularan Covid-19 yang lebih masif. 

"Kita harus patuhi protokol. Misalnya kalau hotel atau restauran dibuka, ya harus mematuhi prtokol kesehatan. Lalu kalau transportasi mulai dibuka juga harus patuh protokol, sehingga tidak terjadi second wave of Covid-19," pungkas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×