Reporter: Adinda Ade Mustami, Bidara Pink, Rahma Anjaeni, Venny Suryanto | Editor: Adinda Ade Mustami
Indikator kedua, surplus neraca dagang di kuartal I-2020 sebesar US$ 2,62 miliar. Artinya net ekspor ikut menjadi penggerak perekonomian kuartal pertama tahun ini.
Ketiga, pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi melambat dibanding kuartal I-2019. Keempat, konsumsi pemerintah juga terpuruk. "Ini seiring dengan realisasi belanja K/L yang diperkirakan melambat menjadi 11% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 25% yoy," kata Josua.
Karena itulah Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho memperkirakan perlambatan akan lebih parah pada kuartal kedua yang hanya tumbuh 2,5% dan sepanjang tahun 3,6%.
Baca Juga: BPS ungkap 3 faktor pengendali tingkat kemiskinan di tengah wabah corona
Sementara itu, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih bisa bertahan di kisaran 4,2% dan kembali melambat menjadi 2% pada kuartal kedua ini. Sedangkan pertumbuhan sepanjang tahun ia perkirakan, hanya sekitar 3,5%.
Selain itu ia melihat recovery pasca pandemi tidak akan cepat lantaran adanya disrupsi pada supply chain dan perubahan perilaku masyarakat. Sebab itu, "Untuk menyelamatkan perekonomian dibutuhkan ekspansi fiskal yang besar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News