kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi kuartal I-2020 masih bisa tumbuh tipis di atas 4%


Senin, 04 Mei 2020 / 04:31 WIB
Ekonomi kuartal I-2020 masih bisa tumbuh tipis di atas 4%
ILUSTRASI. Foto udara suasana tol Jakarta-Cikampek di Cikunir, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/5/2020). Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, sebanyak 7.748 kendaraan dipaksa putar balik menuju lokasi asal akibat terjaring razia Operasi Ketupat 2020. ANTARA FOTO/Fak


Reporter: Adinda Ade Mustami, Bidara Pink, Rahma Anjaeni, Venny Suryanto | Editor: Adinda Ade Mustami

Indikator kedua, surplus neraca dagang di kuartal I-2020 sebesar US$ 2,62 miliar. Artinya net ekspor ikut menjadi penggerak perekonomian kuartal pertama tahun ini.

Ketiga, pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi melambat dibanding kuartal I-2019. Keempat, konsumsi pemerintah juga terpuruk. "Ini seiring dengan realisasi belanja K/L yang diperkirakan melambat menjadi 11% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 25% yoy," kata Josua.

Karena itulah Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho memperkirakan perlambatan akan lebih parah pada kuartal kedua yang hanya tumbuh 2,5% dan sepanjang tahun 3,6%.

Baca Juga: BPS ungkap 3 faktor pengendali tingkat kemiskinan di tengah wabah corona

Sementara itu, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih bisa bertahan di kisaran 4,2% dan kembali melambat menjadi 2% pada kuartal kedua ini. Sedangkan pertumbuhan sepanjang tahun ia perkirakan, hanya sekitar 3,5%.

Selain itu ia melihat recovery pasca pandemi tidak akan cepat lantaran adanya disrupsi pada supply chain dan perubahan perilaku masyarakat. Sebab itu, "Untuk menyelamatkan perekonomian dibutuhkan ekspansi fiskal yang besar," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×