Reporter: Bidara Pink, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis (5/11), mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49% secara year on year (yoy), menyusul kontraksi 5,32% yoy di triwulan II-2020.
Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, hasil itu lebih buruk dari konsensus pasar juga dari perkiraan pemerintah. "Tapi, sangat dekat dengan perkiraan kami, minus 3,3 persen," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/11).
"Ini menegaskan sebuah perpanjangan periode resesi, bahwa Indonesia sudah berada dalam resesi, dan lebih lama dari apa yang Indonesia alami selama Krisis Keuangan Asia tahun 1998," ujar Adrian.
Selama tiga kuartal berturut-turut tahun ini, menurut Adrian, pengamatan CIMB Niaga menggunakan data tradisional dan non-tradisional telah memberikan gambaran ekonomi yang akurat.
Baca Juga: Perekonomian kuartal III-2020 minus 3,49% yoy, Indonesia resesi
Secara kumulatif kontraksi 2,03%
Secara kumulatif, Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I, II, dan III mengalami kontraksi 2,03% yoy.
Sementara sumber kontraksi perekonomian di kuartal III-2020 adalah kontraksi konsumsi rumahtangga. Konsumsi rumahtangga tumbuh minus 4,04% yoy, meski lebih baik dari kontraksi di kuartal II-2020.
"Padahal, seperti yang kita ketahui, konsumsi rumahtangga merupakan motor penggerak perekonomian domestik. Bobotnya dalam perekonomian Indonesia pun mencapai 57%," ujar Suhariyanto.
Selanjutnya: Ekonomi di kuartal III masih kepayahan akibat lemahnya konsumsi rumah tangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News