kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi domestik butuh stimulus, BI diprediksi bakal turunkan bunga lagi 25 bps


Selasa, 18 Februari 2020 / 21:26 WIB
Ekonomi domestik butuh stimulus, BI diprediksi bakal turunkan bunga lagi 25 bps
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. Sejumlah ekonom menyarankan BI memangkas bunga 25 basis poin menjadi 4,75% untuk membantu menghidupkan ekonomi.


Reporter: Bidara Pink, Umar Tusin | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (19/2) hingga Kamis (20/2). Sejumlah ekonom menyarankan BI memangkas lagi suku bunga 25 basis poin menjadi 4,75% untuk membantu menghidupkan ekonomi yang terancam melambat.

Seperti yang diketahui, saat ini masih muncul ketidakpastian global yang bersumber dari wabah virus corona yang mengganggu aktivitas ekonomi. Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan,  BI perlu memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps ke level 4,75% dalam RDG bulan ini.

Baca Juga: Antisipasi perlambatan ekonomi, BI disarankan menggunting suku bunga cuan 25 bps

"Pemotongan ini akan membantu memberi stimulus kepada pertumbuhan ekonomi dari sisi moneter di tengah risiko perlambatan ekonomi global," kata Eric kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).

Selain sebagai stimulus, Eric juga memandang ekonomi domestik masih butuh relaksasi penurunan suku bunga. Apalagi, inflasi dan rupiah cenderung stabil.

Hanya saja, Eric mengatakan, perlu pula dorongan dari sisi kebijakan fiskal untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurutnya, pemerintah bisa membeirkan kebijakan fiskal seperti bantuan langsung tunai (BLT) atau menggelar proyek padat karya untuk memberi tambahan pendapatan terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah.

Tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga mendorong konsumsi. Terlebih, konsumsi merupakan motor penggerak terbesar dalam perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Bahana Sekuritas menilai BI perlu pangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps




TERBARU

[X]
×