kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.326   31,00   0,19%
  • IDX 7.891   -53,11   -0,67%
  • KOMPAS100 1.111   -9,64   -0,86%
  • LQ45 829   2,03   0,24%
  • ISSI 266   -2,45   -0,91%
  • IDX30 429   0,72   0,17%
  • IDXHIDIV20 496   2,85   0,58%
  • IDX80 125   0,16   0,13%
  • IDXV30 131   0,34   0,26%
  • IDXQ30 139   0,61   0,44%

Ekonomi China tertekan, Indef: Target pertumbuhan Indonesia semakin menantang


Minggu, 13 Oktober 2019 / 18:23 WIB
Ekonomi China tertekan, Indef: Target pertumbuhan Indonesia semakin menantang
Indef sebut target pertumbuhan Indonesia semakin menantang


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo

Sektor UMKM, misalnya, memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan Indonesia. Namun stimulus bagi sektor ini masih minim terlihat dari rasio penyaluran kredit yang masih rendah. 

Perkembangan sektor produktif seperti pertanian, manufaktur, dan pertambangan juga harus terus didorong. Sebab, ketiga sektor tersebut memiliki efek pengganda pada penyerapan tenaga kerja yang besar sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan ujungnya menjaga daya beli di dalam negeri. 

Terakhir, efektivitas belanja pemerintah sebagai salah satu pendorong pertumbuhan. Selain jumlahnya yang menurun, belanja modal pemerintah juga belum efektif lantaran hanya terakselerasi di setiap pengujung tahun. 

Baca Juga: Saham perusahaan CPO masih merah, katalis positif baru hadir tahun depan

“Kalau belanja pemerintah mau menciptakan dorongan yang kuat, harusnya belanja modal merata di setiap kuartal bukan hanya di akhir tahun di mana daya ungkit pertumbuhan cenderung sudah melemah,” kata Tauhid. 

Adapun, Indef menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2020 menjadi makin tak realistis. Apalagi, jika pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini diasumsikan maksimal hanya 5,1%. 

Oleh karena itu, Tauhid menilai pemerintah perlu mempertimbangkan revisi target pertumbuhan dalam asumsi makroekonomi APBN 2020. Hal ini agar kinerja APBN dari sisi penerimaan, belanja, hingga pembiayaan tetap kredibel dan tepat sasaran. 

Baca Juga: Ekonomi China makin lambat, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian berat

“Kami sendiri proyeksi pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini hanya akan mencapai 5%,” kata Tauhid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×