kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom UI: Keputusan yang diambil BI merupakan langkah yang realistis


Senin, 19 November 2018 / 20:02 WIB
Ekonom UI: Keputusan yang diambil BI merupakan langkah yang realistis
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI)


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Handoyo .

"Maka dari itu, naiknya angka pertumbuhan jangan terlalu cepat, tetapi jangan lambat juga. Yang penting daya belinya masih tetap terjaga dengan inflasi yang rendah," tambahnya.

Secara bersamaan, kenaikan suku bunga ini merupakan suatu upaya agar ekspektasi inflasi tetap terjaga rendah, dan juga untuk memberikan sinyal kepada pemodal asing kalau Indonesia masih bagus untuk menjadi pilihan berinvestasi. Jika para pemodal ini masuk ke pasar Indonesia, walaupun investasi jangka pendek, maka Rupiah masih memiliki potensi untuk menguat.

Di sisi lain, jika dilihat dari penyerapan tenaga kerja. Pemerintah sekarang harus memiliki strategi untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor yang bukan manufaktur, yaitu sektor pertanian dan jasa. 

Seperti misalnya, dana desa, pengembangan pariwisata daerah berbasis desa, atau dengan kata lain masyarakat boleh mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada di sekeliling mereka, asalkan mereka mempunyai pertanggungjawaban.

Hal ini dibuktikan dari angka elastisitas tenaga kerja Indonesia tahun 2018 yang sebesar 0,53%. Sedangkan, pada tahun 2010-2014 elastisitas tenaga kerja hanya berada di kisaran 0,22%. Itu artinya, 1% kenaikan pertumbuhan ekonomi, maka akan meningkatkan 0,53% penyerapan tenaga kerja.

Terkait hal itu semua, hambatan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah berada di neraca perdagangan, maka harus ada upaya pengembangan sektor-sektor, utamanya adalah pengembangan sektor jasa, pariwisata, serta adanya peningkatan kualitas tenaga kerja. Sehingga devisa yang akan masuk ke Indonesia akan jauh lebih besar.

"Jadi jangan hanya mengirim tenaga kerja informal seperti pembantu rumah tangga. Tetapi juga harus mengirim tenaga kerja formal, seperti misalnya orang-orang profesional atau yang memiliki spesifikasi vokasi. Jadi, nanti gaji yang diperoleh akan lebih tinggi," ucapnya.

Ari juga menambahkan, hal tersebut nantinya akan menambah neraca jasa, mungkin tidak akan langsung surplus. tetapi setidaknya akan mengurangi lebarnya defisit neraca berjalan. Sehingga, nilai tukar rupiah masih memiliki potensi untuk menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×