kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kepala Ekonom CIMB Niaga: Ekonomi Indonesia tahun depan hanya akan tumbuh 4,9%


Senin, 19 November 2018 / 17:45 WIB
Kepala Ekonom CIMB Niaga: Ekonomi Indonesia tahun depan hanya akan tumbuh 4,9%
ILUSTRASI. Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan akan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahunn 2019 dari proyeksi semula sebesar 5,1%-5,5% lantaran ekspektasi kenaikan suku bunga acuan. Menanggapi hal ini, Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean memproyeksikan, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,9% di tahun 2019.

Menurutnya, rendahnya pertumbuhan ekonomi di tahun depan merupakan imbas dari tingginya suku bunga menyebabkan pertumbuhan kredit menjadi terbatas dan tersendatnya dana di pasar modal. Faktor lainnya ialah, cenderung menurunnya konsumsi masyarakat dari komponen konsumsi pribadi dalam PDB yang melemah.

"Dan pertumbuhan dari pengeluaran rutin pemerintah yang akan condong pasif karena terjadinya defisit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini yang sekiranya menyebabkan pertumbuhan PDB 2019 hanya akan berada di angka 4,9%," ujar Adrian kepada Kontan.co.id, Senin (19/11).

Adrian juga menilai, proyeksi BI terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2019 masih terbilang wajar. Jika BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) naik menjauhi tingkat bunga netral Indonesia, maka postur likuiditas dalam perekonomian pasti akan menciut dan terjadi penurunan dalam dinamika bisnis pada umumnya.

Di sisi lain, efek dari pertumbuhan seperti ini ialah, adanya tekanan inflasi yang cenderung rendah. Kemudian, akan terjadinya ekspektasi profitabilitas yang relatif stagnan.

"Sedangkan, kalau dilihat dari konteks penyerapan tenaga kerja tahun 2019, tidak banyak berbeda dengan tahun 2018. Penyerapan tenaga kerja Indonesia banyak terbantu oleh employment yang dihasilkan lewat logistik dan transportasi via e-commerce, seperti halnya Gojek," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×