kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Ekonom: Tambahan Bansos Rp 24,17 Triliun Cukup untuk Jaga Daya Beli Masyarakat


Senin, 05 September 2022 / 11:31 WIB
Ekonom: Tambahan Bansos Rp 24,17 Triliun Cukup untuk Jaga Daya Beli Masyarakat
ILUSTRASI. bantuan bansos dinilai bisa menjaga daya beli masyarakat saat harga BBM subsidi naik


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah sudah menyediakan tambahan bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun. Harapannya, ini bisa menjaga daya beli masyarakat di tengah peningkatan harga.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, nominal tambahan yang dikucurkan oleh pemerintah tersebut cukup untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin di desil 1.

Asal tahu saja, desil 1 merupakan rumah tangga dalam kelompok 10% terendah atau rumah tangga sangat miskin.

“Ini cukup untuk menjaga daya beli. Dengan asumsi, seiring peningkatan perbaikan ekonomi, ada peningkatan penerimaan masyarakat juga yang lebih besar dari ekspektasi inflasi yang terjadi,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (4/9).

Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Inflasi September-Oktober Diproyeksi Melejit

Meski begitu, Riefky memandang pemerintah masih memiliki ruang untuk menambah bantuan sosial bila nantinya diperlukan. Pasalnya, dengan keputusan menaikkan harga BBM, akan ada penghematan anggaran.

Namun, ia menyarankan pemerintah tidak perlu mengucurkan semua anggaran tersebut ke bantuan sosial dalam waktu dekat. Ia mengibaratkan, pemerintah bisa menyimpan anggaran tersebut untuk dana cadangan apabila terjadi krisis yang tiba-tiba lagi.

“Jadi, kalau ada future shock baik di sisa tahun 2022 maupun 2023, pemerintah masih ada ruang untuk menambah bantuan sosial, terutama dari penghematan subsidi BBM tersebut,” tandas Riefy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×