kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Sebut Pencabutan PPKM Bawa Angin Segar Bagi Perekonomian Indonesia


Jumat, 30 Desember 2022 / 17:18 WIB
Ekonom Sebut Pencabutan PPKM Bawa Angin Segar Bagi Perekonomian Indonesia
Presiden Joko Widodo didampingi Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Mendagri Tito Karnavian memutuskan untuk mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Jumat (30/12/2022) di Istana Negara, Jakarta.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memutuskan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai Jumat (30/12). Keputusan itu dengan pertimbangan kasus covid-19 di Indonesia yang semakin melandai.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa pencabutan status PPKM menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi di Indonesia. 

Untuk itu, ia memperkirakan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di atas 4,3% di tahun depan.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Cabut PPKM, Vaksinasi, Bansos hingga Insentif Pajak Dilanjutkan

"Lebih baik dibandingkan skenario resesi global yang membuat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang hanya tumbuh rata-rata 1,8% di tahun depan. Jadi pertumbuhan 4,3% itu adalah pertumbuhan yang relatif cukup baik," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (30/12).

Bhima bilang, pencabutan status PPKM tersebut akan mendorong pemulihan mobilitas pergerakan masyarakat. 

Alhasil, belanja di sektor ritel akan meningkat dan perdagangan besar maupun eceran akan naik. 

Selain itu, masyarakat juga akan mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk belanja transportasi dan juga yang berkaitan dengan pariwisata.

"Perhotelan, restoran dan cafe itu juga akan menjadi salah satu segmen yang masih akan tumbuh positif tahun depan," kata Bhima.

Baca Juga: Jokowi Putuskan Hentikan PPKM Mulai Hari Jumat (30/12), Ini Alasannya

Untuk itu, Bhima menegaskan, momentum tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha, sehingga para pelaku usaha sudah bisa menyiapkan investasi untuk perluasan skala usaha, sehingga ketika tahun depan ketika ada permintaan meningkat, maka kapasitas produksi dan juga jasanya telah tersedia.

Menurutnya, konsumsi rumah tangga akan menjadi komponen paling besar dalam pertumbuhan ekonomi, terlebih lagi adanya pelonggaran mobilitas masyarakat membuat konsumsi rumah tangga akan semakin meningkat. 

Baca Juga: Pelaku Ekonomi Makin Percaya Diri Saat Endemi

Hanya saja, perlu diwaspadai pula beberapa tekanan ekonomi yang berpengaruh seperti inflasi dan kenaikan suku bunga, khususnya pada segmen kelas menengah.

"Jadi kalaupun dilakukan ekspansi, ekspansinya adalah ekspansi yang terukur dan tergantung segmen konsumen mana yang disasar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×