kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom sebut konversi mata uang akan pengaruhi demand and supply terhadap dolar AS


Senin, 27 Juli 2020 / 18:14 WIB
Ekonom sebut konversi mata uang akan pengaruhi demand and supply terhadap dolar AS
ILUSTRASI. Rolled Euro banknotes are placed on U.S. Dollar banknotes in this illustration taken May 26, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

Riza sendiri menilai, upaya pemerintah dalam mengonversi mata uang merupakan salah satu bentuk penyebaran risiko dari volatilitas nilai tukar terhadap dolar. Pasalnya, suku bunga Euro mendekati 0%, maka risiko volatilitas nilai tukar akan menjadi rendah sehingga akan lebih aman dari risiko volatilitas nilai tukar.

Selain Yen dan Euro, mata uang yang secara global cukup kuat adalah poundsterling dengan suku bunga 0,1% per bulan Juni 2020. Dengan kata lain, pemerintah juga berpotensi mengonversi mata uang ke Poundsterling, karena posisinya tidak kalah dengan Yen dan Euro.

Baca Juga: Soal DMO minyak sawit, Mahkota Group minta aspek harga jadi pertimbangan

Secara umum, tujuan utama pemerintah dalam mengonversi mata uang ini adalah mengurangi risiko dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jadi, pada saat pengembalian utang, permintaan dolar AS tidak terlalu tinggi, sehingga diharapkan nilai tukar bisa berada pada tingkat yang wajar.

"Jadi intinya ada pada selisih kurs, maka dari itu realisasinya harus cermat baik dalam proporsi maupun selisih," kata Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×