Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang memperkirakan, kinerja ekspor Indonesia kedepan masih akan diliputi tantangan.
“Ekspor kita masih akan challenging selama suku bunga di global masih tinggi dan jika China juga masih belum pulih,” tutur Ana sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Senin (15/7).
Alasannya, suku bunga global yang masih tinggi dan melemahnya perekonomian China akan berpengaruh pada konsumsi dan permintaan hasil ekspor Indonesia.
Disamping itu, saat suku bunga tinggi, masyarakat biasanya cenderung mengurangi konsumsi dan lebih memilih menyimpan uangnya. Jika beban bunga cicilan naik, juga akan menyebabkan konsumsi menurun.
Baca Juga: BPS Ungkap Penyebab Ekspor Batubara, Besi dan Baja Turun Pada Juni 2024
Ia memperkirakan, harga komoditas kedepan masih akan bergerak stagnan. Namun jika The Fed menurunkan suku bunganya antara September atau Desember mendatang, kemungkinan ruang meningkatnya harga komoditas akan mulai meningkat.
“Ini karena saat pelonggaran akan mendorong likuiditas dan permintaan,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor pada Juni 2024 mencapai US$ 20,84 miliar. Nilai tersebut turun 6,65% month to month (MtM) jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 22,33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News