kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.415.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.500
  • IDX 7.555   20,61   0,27%
  • KOMPAS100 1.163   0,66   0,06%
  • LQ45 942   3,23   0,34%
  • ISSI 221   -0,44   -0,20%
  • IDX30 479   2,02   0,42%
  • IDXHIDIV20 576   2,70   0,47%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 160   0,80   0,50%

Ekonom Sebut Kinerja Ekspor RI Masih Banyak Tantangan, Apa Saja?


Senin, 15 Juli 2024 / 17:21 WIB
Ekonom Sebut Kinerja Ekspor RI Masih Banyak Tantangan, Apa Saja?
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu dan sandal di?rumah produksi?alas kaki OB Shoes di Depok, Jawa Barat, Rabu (24/4/2024).?Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memproyeksikan kinerja ekspor alas kaki akan melemah setelah mengalami pertumbuhan secara tahunan pada periode Januari-Februari 2024. Penurunan kinerja disebabkan sentimen aturan pembatasan impor barang sampel dan barang modal, yang memengaruhi aktivitas produksi barang lokal, khususnya untuk tujuan ekspor. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang memperkirakan, kinerja ekspor Indonesia kedepan masih akan diliputi tantangan.

“Ekspor kita masih akan challenging selama suku bunga di global masih tinggi dan jika China juga masih belum pulih,” tutur Ana sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Senin (15/7).

Alasannya, suku bunga global yang masih tinggi dan melemahnya perekonomian China akan berpengaruh pada konsumsi dan permintaan hasil ekspor Indonesia.

Disamping itu,  saat suku bunga tinggi, masyarakat biasanya  cenderung mengurangi konsumsi dan lebih memilih menyimpan uangnya. Jika beban bunga cicilan naik, juga akan menyebabkan konsumsi menurun.

Baca Juga: BPS Ungkap Penyebab Ekspor Batubara, Besi dan Baja Turun Pada Juni 2024

Ia memperkirakan, harga komoditas kedepan masih akan bergerak stagnan. Namun jika The Fed menurunkan suku bunganya antara September atau Desember mendatang, kemungkinan ruang meningkatnya harga komoditas akan mulai meningkat.

“Ini karena saat pelonggaran akan mendorong likuiditas dan permintaan,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor pada Juni 2024 mencapai US$ 20,84 miliar. Nilai tersebut turun 6,65% month to month (MtM) jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 22,33 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×