kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Ekonom Ramal Inflasi Inti Kembali Meningkat pada Maret dan April, Ini Penyebabnya


Minggu, 05 Maret 2023 / 13:40 WIB
Ekonom Ramal Inflasi Inti Kembali Meningkat pada Maret dan April, Ini Penyebabnya


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti diperkirakan akan kembali naik setelah menurun pada Februari 2022 menjadi sebesar 3,09% secara tahunan.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, inflasi inti akan naik pada Maret dan April lantaran memasuki periode musiman yakni Ramadan dan juga Lebaran. Faktor pendorongnya adalah meningkatnya permintaan utamanya pada makanan dan minuman yang diproses serta barang-barang tahan lama.

“Inflasi inti untuk Maret dan April kami perkirakan bisa naik sejalan dengan Ramadan dan Lebaran. Faktor pendorong terbesar dari pengerek inflasi inti kemungkinan masih dari makanan dan minuman,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Menurutnya, puncak inflasi inti kemungkinan akan terjadi di semester I 2023. Ini selain efek dari Ramadan dan Lebaran, produsen juga masih akan meneruskan tekanan biaya input mereka ke konsumen sampai akhir semester I.

Baca Juga: BPS: Tekanan Inflasi Inti Pada Februari 2023 Masih Relatif Moderat

Dengan demikian Faiz memproyeksikan inflasi inti pada Maret dan April akan berada di kisaran 3,5% hingga batas atas 3,6%. Sedangkan perkiraan puncak inflasi pada semester I akan berada di level 3,8% dengan batas atas 4%.

Lebih lanjut, Dia menilai, jika inflasi inti meningkat artinya menandakan refleksi dari meningkatnya permintaan domestik. Sebab selama ini harga masih cenderung ditahan produsen sambil melihat perbaikan permintaannya solid atau tidak.  

“Sementara itu, jika inflasi inti justru turun, kita harus liha terlebih dahulu komponennya apa. Tapi biasanya kalau turun berarti korporasi atau produsen tidak meneruskan tekanan biaya input yang ada sekarang. Artinya mereka menerima margin yang lebih rendah dari sebelum pandemi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×