kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.398   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.482   17,35   0,23%
  • KOMPAS100 1.056   7,03   0,67%
  • LQ45 795   7,13   0,91%
  • ISSI 253   -0,11   -0,04%
  • IDX30 414   2,37   0,58%
  • IDXHIDIV20 473   2,98   0,63%
  • IDX80 119   0,91   0,76%
  • IDXV30 123   0,40   0,32%
  • IDXQ30 133   1,08   0,82%

Ekonom Proyeksi Kembali Terjadi Deflasi di September 2024


Minggu, 29 September 2024 / 13:38 WIB
Ekonom Proyeksi Kembali Terjadi Deflasi di September 2024
ILUSTRASI. Pada bulan September 2024 diproyeksi kembali terjadi deflasi


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 diproyesi kembali mengalami deflasi. Artinya, ini akan menjadi deflasi bulan kelima secara beruntun.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, deflasi pada September diperkirakan mencapai 0,04% secara bulanan atau month-to-month (mtm). Proyeksi tersebut bergerak tipis dari deflasi pada Agustus 2024 yang mencapai 0,03% mtm.

Sementara itu, secara tahunan, Josua memperkirakan, IHK mencatatkan inflasi sebesar 1,92% year-on-year (yoy), lebih rendah dari inflasi di bulan sebelumnya yang sebesar 2,12% yoy.

Josua menyampaikan, faktor terjadinya deflasi pada bulan September karena terdapat beberapa harga komoditas pangan yang masih turun.

“Jadi, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa deflasi ini adalah selalu merupakan penurunan daya beli. Karena inflasi itu ada dua sisi, permintaan dan juga supply-nya,” tutur Josua kepada awak media, Kamis (26/9).

Baca Juga: Deflasi 4 Bulan Beruntun, Indef Desak BI Turunkan Suku Bunga

Ia menambahkan, harga pangan yang masih rendah terjadi akibat seri panen raya yang menyebabkan harga pangan mengalami pergerakan yang cukup signifikan.

Sepanjang tahun ini, setidaknya terdapat dua panen raya yang terjadi yakni di Bulan April dan di Bulan September.

Hal ini menyebabkan persediaan pangan melonjak, dan menyebabkan harga pangan menurun cukup signifikan.

“Jadi panennya ini agak berseri, awalnya April-Mei itu padi, beras. Kemarin Agustus kan bawang merah,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×