kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.205   -50,00   -0,33%
  • IDX 7.776   32,73   0,42%
  • KOMPAS100 1.211   18,46   1,55%
  • LQ45 985   12,06   1,24%
  • ISSI 229   2,52   1,11%
  • IDX30 504   7,40   1,49%
  • IDXHIDIV20 609   9,30   1,55%
  • IDX80 138   1,54   1,13%
  • IDXV30 142   0,84   0,59%
  • IDXQ30 169   2,23   1,34%

Ekonom Proyeksi Defisit APBN 2024 Lebih Rendah dari Outlook Pemerintah


Senin, 23 September 2024 / 20:06 WIB
Ekonom Proyeksi Defisit APBN 2024 Lebih Rendah dari Outlook Pemerintah
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kanan) berbicara saat konferensi pers APBN KiTA di Jakarta KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/09/2024


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 jauh lebih rendah dari outlook pemerintah sebesar 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa, dengan melihat kondisi perkembangan defisit Agustus 2024, ia memperkirakan defisit APBN 2024 hanya akan berada pada kisaran 2,2% hingga 2,3% terhadap PDB.

Artinya, proyeksi defisit ini lebih rendah ketimbang outlook yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Kemenkeu Proyeksikan Defisit APBN 2024 Melebar Menjadi 2,7% dari PDB

"Ini akan tergantung atau dinamikanya akan dipengaruhi oleh bagaimana kondisi perekonomian terutama di akhir tahun nanti," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).

Yusuf menjelaskan, peningkatan defisit APBN pada Agustus 2024 menjadi 0,68% PDB ini disebabkan oleh dua faktor. 

Pertama, pertumbuhan belanja negara yang meningkatkan namun secara bersamaan pertumbuhan penerimaan yang belum beranjak.

Menurutnya, kinerja penerimaan negara ini disebkan oleh menurunnya setoran penerimaan pajak dari sektor industri manufaktur. Kondisi ini juga selaras dengan data PMI Manufaktur Indonesia yang juga berada di bawah garis ekspansif.

"Saya kira tidak terlepas dari harga komoditas yang relatif lebih melandai atau berada pada periode normalisasi dibandingkan dengan kondisi di tahun lalu," katanya.

Kedua, peningkatan belanja negara dipengaruhi oleh realisasi belanja yang berkaitan dengan infrastruktur. Kemudian, pertumbuhan realisasi transfer ke daerah juga mengalami peningkatan seiring dengan mulai dieksekusinya beberapa pos di komponen transfer ke daerah dan dana desa.

Baca Juga: Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 347,6 Triliun hingga Agustus 2024

Senada, Ekonom Senior dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga memperkirakan defisit APBN pada tahun ini akan lebih jauh dari outlook pemerintah.

Dengan kondisi defisit Agustus 2024 yang masih di bawah 1% dari PDB serta keseimbangan primer yang masih positif, maka defisit APBN 2024 hanya akan mendekati atau bahkan sedikit lebih rendah dari APBN 2024 sebesar 2,29% PDB.

"Dengan tingkat defisit yang terkontrol ini, kita lebih yakin memasuki tahun 2025 di mana kita harus membayar bunga dan cicilan utang sebesar lebih dari Rp 1.300 triliun," kata Wijayanto.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 akan mencapai 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: Defisit APBN Makin Melebar, Per Agustus 2024 Capai Rp 153,7 Triliun

Proyeksi defisit ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 2,29% terhadap PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi defisit tersebut disebabkan oleh pendapatan negara yang tertekan, sementara kebutuhan belanja naik.

"Ini lebih karena dari penerimaan mengalami tekanan dan belanja pertumbuhannya cukup baik," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN, Senin (23/9).

Selanjutnya: Begini Rencana Ekspansi Jangka Panjang PT Bundamedik Tbk (BMHS)

Menarik Dibaca: 6 Cara Mencegah White Cast Akibat Sunscreen, Jangan Skip Moisturizer!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×