kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Ekonom: Neraca dagang April berpotensi surplus


Jumat, 30 Mei 2014 / 14:54 WIB
Ekonom: Neraca dagang April berpotensi surplus
ILUSTRASI. Tetap Waspada, Ini Penyebab Pembuluh Darah Otak Pecah dan Langkah Penanganannya.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Akibat aktivitas impor yang kembali meningkat, Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca dagang pada bulan April akan mengalami defisit.

Namun, di mata Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, neraca perdagangan pada bulan April masih berpotensi surplus. Bahkan, surplus yang terjadi diperkirakan sebesar US$ 423 juta.

Harga komoditas memang tidak menunjukkan adanya peningkatan pada bulan April. Namun, Dian memperkirakan, akan ada peningkatan ekspor yang datang dari barang-barang manufaktur.

"Data awal menunjukkan adanya peningktan ekspor ke Korea, Singapur, dan Taiwan, meskipun ekspor ke China masih menurun," tuturnya dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Jumat (30/5).

Pada sisi impor, penurunan impor masih akan terjadi sebagai dampak kegiatan ekonomi yang moderat di tengah pelemahan nilai tukar dan kenaikan suku bunga tahun lalu.

Namun, dalam beberapa bulan mendatang impor akan meningkat, seiring meningkatnya konsumsi sebagai efek bulan puasa dan Lebaran.

Sebagai informasi, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kondisi neraca dagang pada bulan April akan mengalami defisit. Penyebab utama defisit adalah dari impor yang membesar. "Dibanding Maret peningkatan (impornya) sampai 11%," ujar Agus, Jumat (30/5).

Tekanan impor yang meningkat ini sebagai akibat musim persiapan lebaran. Di sisi lain, ekspor mengalami tekanan terutama pada komoditas andalan seperti kelapa sawit dan batu bara. Harga komoditas masih lemah.

Apalagi, permintaan dari China turun seiring dengan melambatnya perekonomian negeri tirai bambu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×