kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom menilai kepemilikan asing di SBN sebesar 39,7% masih aman


Minggu, 08 April 2018 / 09:10 WIB
Ekonom menilai kepemilikan asing di SBN sebesar 39,7% masih aman


Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tidak perlu khawatir dengan porsi kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) yang mencapai 39,73%. Mayoritas kepemilikan asing pada surat utang negara (SUN) bertenor panjang, serta prospek ekonomi Indonesia jangka panjang yang semakin baik, disebut-sebut menjadi alasan para investor tidak akan menjual atau melepas kepemilikan surat utang dengan cepat.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan porsi kepemilikan asing di SUN Indonesia yang mencapai 39,73%. Pasalnya, mayoritas kepemilikan asing pada SUN bertenor panjang.

“Mayoritasnya kan berjangka panjang, artinya akan banyak yang stay. Tidak perlu khawatir, ini relatif aman,” kata Andry saat diwawancarai Kontan.co.id, Sabtu, (7/4).

Yang harus diperhatikan, menurut Andry, adalah kepemilikan asing pada SUN yang sifatnya spekulan. Kendati keluarnya investor tersebut diyakini hanya bersifat sementara.

“Tidak perlu menghitung spekulan yang keluar, itu hanya temporary. Mereka hanya sedang melakukan perencanaan dan penghitungan ulang. Dengan story yang baik, mereka akan masuk lagi,” jelasnya.

Andry mengingatkan bahwa fenomena masuk-keluarnya investor merupakan suatu fenomena yang harus dilihat secara bersambung. Untuk melihat jaminan keamanan utang Indonesia dari pergerakan asing di pasar global diperlukan adanya tinjauan yang lebih menyeluruh.

“Indonesia punya kondisi jangka panjang yang baik. Bahkan sebelum adanya perencanaan Indonesia 4.0, dengan kebijakan reformasi fiskal yang prudent, pertumbuhan ekonomi menengah-panjang sudah cukup baik. Jadi, jangan melihat terputus-putus, ” tambahnya.

Kendati begitu, isu tentang terus naiknya suku bunga acuan Bank Sentra Amerika Serikat atau Federal Fund Rate (FFR) akan terus berlangsung hingga 2020 dan harus mendapatkan perhatian serius. Hal itu dibuktikan dengan sempat terjadinya capital outflow beberapa waktu lalu setelah kenaikan FFR sebesar 25 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×