Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang ditutup besok, Kamis (21/3). Kondisi ekonomi global yang belum stabil diprediksi menjadi pertimbangan bank sentral belum akan menurunkan suku bunga acuan.
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memprediksi, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%. Ia mengatakan, perkiraan ini dengan asumsi The Fed masih tidak drastis megubah arah kebijakan moneternya.
"Dini hari nanti akan terlihat proyeksi makro maupun arah kebijakan The Fed kemana," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3).
Terlepas dari sentimen bank sentral Amerika Serikat, Myrdal menilai BI juga mestinya masih mempertimbangkan kondisi defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit (CAD).
Pasalnya, kebijakan BI mengerek suku bunga secara agresif tahun lalu salah satunya ditujukan untuk memperbaiki CAD yang melebar ke posisi terburuknya sejak 2014 pada kuartal-IV 2018 yaitu mencapai 3,57% terhadap produk domestik bruto (PDB). Tahun ini, BI menyasar defisit turun menjadi 2,5% dari PDB.
"Indonesia juga masih butuh inflow untuk mendorong masuk likuiditas. Faktor-faktor ini membuat peluang untuk menurunkan suku bunga menjadi berat meskipun kondisi inflasi rendah maupun nilai tukar relatif stabil saat ini," lanjut Myrdal.
Belum lagi, industri perbankan tengah menghadapi laju pertumbuhan dana pihak ketiga yang melambat hanya di kisaran 6%. Pertumbuhan DPK yang tak sejalan dengan pertumbuhan kredit memicu Loan to Deposits Ratio (LDR) mencapai level yang cukup tinggi di atas 90%.
"Jadi bank juga perlu amunisi. Kalau bunga moneter diturunkan, ini tentu akan memicu lagi penurunan bunga tabungan maupun deposito," tandas Myrdal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News