Reporter: Oginawa R Prayogo |
JAKARTA. Perekonomian Indonesia sedang kurang baik dalam beberapa bulan ke belakang. Neraca transaksi perdagangan defisit, inflasi tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga melebihi Rp 11.000. Turunnya perekonomian Indonesia tersebut pun menjadi sorotan banyak pihak di negeri ini.
Enny Sri Hartati, Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menyoroti akar permasalahan Indonesia ini karena masalah tumpuan kebijakan perekonomian Indonesia. Pemerintah dinilai fokus kebijakannya di sektor konsumsi (demand) bukan pada produksi.
"Kebijakan pemerintah fokus di demand. Padahal ujung tombaknya produksi, bagaimana kita mau konsumsi kalau tidak produksi," ujar Enny saat diskusi perekonomian di Menara Kadin Indonesia, Jumat (6/9).
Menurut Enny perlu ada perubahan orientasi kebijakan ekonomi secara fundamental yang lebih memperhatikan sektor riil. Dengan begitu Indonesia tidak perlu mengimpor lebih banyak seperti saat ini. Bahkan bisa dapat meningkatkan nilai ekspornya.
Keuntungan lainnya menurut Enny, dengan bergeraknya sektor riil dapat menurunkan angka pengangguran dan perekonomian. "Jadi bagaimana kebijakan fiskal dan moneter tidak memanjakan lagi kepada demand karena yang diuntungkan itu segmen menengah ke atas," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News