kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Ini Lihat BI Berpeluang Kerek Suku Bunga Acuan di Juli 2022


Senin, 20 Juni 2022 / 18:34 WIB
Ekonom Ini Lihat BI Berpeluang Kerek Suku Bunga Acuan di Juli 2022
ILUSTRASI. Bank Indonesia diproyeksi belum akan kerek suku bunga di bulan ini


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang makin agresif, Bank Indonesia (BI) diprediksi belum akan secara gencar mengerek bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR).

Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,5% setidaknya hingga akhir semester I-2022. Baru, BI akan mengerek suku bunga acuan di awal kuartal III-2022 atau pada awal paruh kedua tahun ini.

“Kemungkinan BI akan meningkatkan suku bunga acuan di Juli 2022 atau Agustus 2022. Itu merupakan waktu yang pas, karena paling tidak bisa observasi kondisi inflasi hingga Juni 2022,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Senin (20/6).

Menurut dia, bila kondisi inflasi umum pada Juni 2022 di atas 4% yoy dan kondisi inflasi inti Juni 2022 bisa di atas 3% yoy, maka BI kemungkinan akan mengambil langkah lanjutan untuk menaikkan suku bunga pada awal kuartal III-2022 tersebut.

Menurut perhitungannya, suku bunga acuan BI akan dikerek sekitar 100 basis poin (bps). Sehingga, pada akhir tahun 2022, suku bunga acuan akan berada di kisaran 4,5%.

Baca Juga: Belum Agresif, Ekonom Proyeksi BI Baru Kerek Suku Bunga di Semester II-2022

Sedangkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini, Faiz mengimbau BI untuk perlu mengomunikasikan langkah-langkah yang akan diambil, terkait arah suku bunga acuan. Dia memandang perlu adanya penjelasan yang jelas ke depan terkait arah suku bunga, hal ini juga cukup menentukan kondisi pergerakan rupiah.

Terlebih nilai tukar rupiah nampak melemah selama beberapa hari terakhir. Nilai tukar rupiah di pasar spot  ditutup melemah ke level Rp 14.836 per dolar AS pada hari ini.

Level tersebut jadi posisi terburuk rupiah sejak awal Oktober 2020. Sejalan, rupiah di kurs tengah BI berada di Rp 14.836 per dolar AS atau melemah 0,05% dibandingkan akhir pekan lalu atau Jumat (17/6).

“Pasar membutuhkan forward guidance yang jelas. Bila komunikasi BI masih sangat dovish, maka rupiah bisa melemah lebih dalam,” tambahnya.

Baca Juga: Imbas The Fed Kerek Suku Bunga, Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Pada Selasa (21/6)

Lebih lanjut, sembari menahan suku bunga acuan, Faiz yakin BI masih tetap akan melakukan normalisasi likuiditas lewat kebijakan giro wajib minimum (GWM) sesuai jadwal yang ditentukan.

BI juga akan memberikan bauran kebijakan seperti makro prudensial dan sistem pembayaran untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Faiz juga yakin BI akan tetap menjalankan mandatnya untuk menjaga inflasi dan nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×