kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Ekonom Indef turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020


Kamis, 27 Februari 2020 / 20:05 WIB
Ekonom Indef turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020
Dialog Indef bertajuk Salah Kaprah Status Negara Maju di Jakarta, Kamis (27/2).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

“Karena relasksasi itu beda-beda tidak bisa satu untuk semua. Jadi memang kebijakan infrastruktur Indonesia tidak bisa satu untuk semua. Ini perlu dicatat ke depan banyak masalah seperti adanya omnibus law,” kata dia.

Menurut Aviliani, rasionalisasi pajak daerah dalam rancangan undang-undang (RUU) Ketentuan dan Fasititas Perpajakan Untuk Penguatan Perkonomian atau omnibus law perpajakan akan menjadi menuai kontrofersi. Sebab, melalui pajak daerah yang dipungut pemda selama ini merupakan ladang penenerimaan pajak.

Baca Juga: Bursa saham Asia terpuruk, rekor penjualan bersih asing pun tercipta

“Omnibus law ini tidak banyak melibatkan daerah bahaya, pajak dan retribus daerah akan dipangkas, pajak restoran padahal itu penerimaan mereka. Nanti pajaknya nya turun tanpa keterlibatan mereka ini bikin rame, belum lagi masalah perizinan berusaha,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×