Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development on Economics and Finance (INDEF) memprediksi tren pertumbuhan investasi bakal turun di tahun ini. Dus, ini akan menjadi beban tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebelumnya tertekan penurunan konsumsi rumah tangga.
Ekonom INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, tren investasi di tahun ini akan mengonfirmasi kontraksi PDB akhir tahun. Menurutnya, pada kuartal I-2020 pertumbuhan investasi menjadi petanda pada kuartal II-2020 kembali melambat.
Baca Juga: Walah, masker dan Alat Pelindung Diri (APD) produksi lokal oversupply
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 di level 2,97% di mana investasi menyumbang 31,9% dari total PDB. Pencapaian tersebut hanya tumbuh 1,7% year on year (yoy), lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yang tumbuh 5% secara tahunan.
Setali tiga uang, Enny memprediksi pertumbuhan investasi pada kuartal II-2020 bakal turun baik secara tahunan maupun kuartalan. Alasanya, dampak pandemi lebih terasa pada periode saat ini, sehinga kemungkinan besar kemungkinan banyak tumbuh 1% yoy di periode April-Juni 2020. Efeknya, berdampak pada pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 0% bahkan bisa minus.
Baca Juga: Bank Dunia ramal PDB Indonesia tak tumbuh tahun 2020, ini kata ekonom
Kata Enny, semakin lama penanganan Covid-19 di Indonesia, maka investor domestik maupun asing akan enggan menaruh uangnya ke dalam negeri. Selain demand investasi yang tersendat akibat pandemi, inefisiensi akan jadi pertimbangan investor.
“Ketika investor ingin ekspansi saat ini maka mereka harus melakukan protokol Covid-19, ini tentu menambah biaya, mending ditunda. Untuk investasi yang orientasi jangka menengah akan tunggu situasinya kondusif, agar mereka bisa menekan biaya,” kata Enny kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan saat ini BKPM bekerja dengan menggunakan dua skenario.
Baca Juga: Wow, BKKBN menghitung potensi kehamilan di masa pandemi Covid-19 capai 500.000
Pertama, jika Covid-19 berlangsung sampai Mei 2020 maka realisasi investasi di akhir tahun hanya mencapai Rp 850 triliun.
Namun, bila merebak hingga Juli 2020, penyumbang PDB tersebar kedua ini bisa ambles di Rp 817 triliun. Artinya, BKPM menilai target yang ditetapkan awal tahun senilai Rp 886 triliun mustahil terealisasi. Kendati demikian sampai saat ini Bahlil, belum mengajukan revisi target realisasi investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News