Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di atas 5% jika diimbangi dengan laju industri manufaktur yang tinggi.
Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Indef M Rizal Taufikurahman mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan meningkat sejalan dengan tumbuhnya industri manufaktur yang padat karya.
Dirinya bilang, hal tersebut akan menstimulasi daya beli sehingga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun 2024 Diprediksi Lebih Tinggi dari Tahun Ini
Hanya saja, kontribusi manufaktur Indonesia yang dulu sempat menyentuh angka 32%, kini hanya 18,3%, mengindikasikan Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi dini.
Rizal tidak menampik, deindustrialisasi dini turut menjadi alasan perekonomian Indonesia tidak tumbuh melebihi 5%.
"Kunci pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi deindustrialisasi adalah meningkatkan laju pertumbuhan industri manufaktur," ujar Rizal kepada Kontan.co.id, Kamis (27/7).
Lebih lanjut, Rizal meramalkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 hanya sebesar 4,8%, dikarenakan daya beli yang menurun di bandingkan tahun 2023, lantaran konsumsi yang juga menurun.
Selain itu, dia juga menyebut beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi ramalan proyeksi tersebut, seperti harga komoditas unggulan ekspor, inflasi, tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, dan besaran nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Ada Kekhawatiran Tren Perlambatan Ekonomi Berlanjut di 2024
Sebagai informasi, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia sepanjang 2023 akan tumbuh sesuai target di level 5,3%, berangkat dari capaian pada kuartal I/2023 yang stabil di atas 5% (year-on-year/YoY).
Sementara itu, Kemenkeu dan DPR telah menyepakati target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1%-5,7% pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News