kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Dorong BI Perluas Kerja Sama Menggunakan Transaksi Mata Uang Lokal (LCS)


Jumat, 23 September 2022 / 21:38 WIB
Ekonom Dorong BI Perluas Kerja Sama Menggunakan Transaksi Mata Uang Lokal (LCS)
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan transaksi penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan transaksi penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi. Kerja sama ini juga acap dikenal dengan local currency settlement (LCS). 

Hingga kini, BI telah memiliki jalinan kerja sama LCS dengan beberapa negara, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, dan China. 

Dari data BI, total nilai transaksi LCS Indonesia dengan negara mitra dari awal tahun 2022 hingga Agustus 2022, mencapai ekuivalen US$ 2,8 miliar. Ini melampaui total nilai transaksi LCS di sepanjang tahun 2021 yang sebesar ekuivalen US$ 2,5 miliar. 

Baca Juga: Bunga Acuan BI Naik, Kapan Bunga Simpanan dan Bunga Kredit Menyesuaikan?

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengapresiasi akan hal ini. Namun, ia meminta BI untuk tidak berhenti sampai di sini saja. Baiknya, BI terus menambah jumlah negara yang bisa diajak kerja sama LCS. 

“Indonesia bisa membidik negara India, negara-negara kawasan Uni Eropa dan Eropa Timur, negara-negara di Asia Selatan, dan Amerika Latin. Atau, kategori negara yang memiliki jalinan kerja sama ekspor dan investasi yang besar,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (23/9). 

Pasalnya, dengan kerja sama ini, bisa menambah kekuatan rupiah untuk bisa menghadapi ketidakpastian di pasar keuangan global. Terlebih, beberapa saat ini, dollar Amerika Serikat (AS) menguat. Bila Indonesia sangat ketergantungan dollar, maka rupiah bisa tekor. 

“Jadi, fungsi LCS ini akan membantu perbankan juga untuk menambah stok valuta asing. Ini akan berkontribusi pada stabilnya nilai tukar rupiah dari tekanan penguatan dolar seiring kebijakan moneter AS yang makin agresif,” tambahnya. 

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan kerja sama LCS ini cukup membawa berkah bagi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global. Apalagi, ketidakpastian ini membawa penguatan dolar AS yang mendorong pelemahan nilai tukar negara-negara berkembang. 

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga BI Bisa Berdampak pada Perlambatan Ekonomi Indonesia

Di tengah ketidakpastian tersebut, tercatat nilai tukar rupiah dari akhir tahun 2021 hingga 21 September 2022 melemah 4,97% ytd. Namun, pelemahannya relatif lebih baik bila dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara sebaya seperti India yang melemah 7,05%, Malaysia melemah 8,51%, dan Thailand melemah 10,07%.

Kabar berhembus, BI terus berupaya menjajaki negara-negara lain untuk menjalin kerja sama serupa. Namun, BI masih enggan mengungkapkan calon negara yang akan dijadikan mitra untuk LCS selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×