kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom CORE ramal penerimaan negara bakal shortfall di akhir tahun


Senin, 05 Juli 2021 / 17:36 WIB
Ekonom CORE ramal penerimaan negara bakal shortfall di akhir tahun
ILUSTRASI. Ekonom CORE ramal penerimaan negara bakal shortfall di akhir tahun


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy meramal penerimaan negara bakal shortfall di akhir tahun ini. Proyeksi tersebut sejalan dengan pengendalian virus corona yang belum membaik, sehingga membuat aktivitas perekonomian melandai. 

Setali tiga uang, di semester II 2021 tantangan penerimaan negara makin bertambah. Meski, pada semester I 2021, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi penerimaan negara mencapai Rp 886,9 triliun, tumbuh 9,1% year on year (yoy). 

Pencapaian tersebut setara dengan 50,9% dari target penerimaan negara hingga akhir 2021 sebesar Rp 1.743,6 triliun. Artinya dalam waktu enam bulan, pemerintah tinggal mencari sumber penerimaan sebesar Rp 856,7 triliun agar mencapai target yang telah ditentukan.

Dari angka tersebut seluruh pos pendapatan negara tumbuh positif yakni penerimaan pajak 4,9% yoy, penerimaan kepabeanan dan cukai 31,1% yoy, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh 11,4% secara tahunan.

Baca Juga: Tangani lonjakan Covid-19, pemerintah kembali refocusing anggaran Rp 32 triliun

Yusuf mengatakan untuk penerimaan pajak, di semester II 2021 akan banyak ditentukan oleh kinerja tiga sektor utama. Pertama sektor manufaktur yang dinilai.

Meski ada peluang pertumbuhan, pemulihannya akan terbatas karena terdampak dari upaya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilakukan pemerintah.

Namun beberapa sub-sektor masih berpeluang untuk tumbuh, seperti makanan dan minuman, farmasi dan obat tradisional, hingga logam mulia. Meski begitu, industri tekstil dan produk tekstil permintaannya akan sedikit tertekan sehingga akan berdampak pada kinerja sub-sektor ini.  

Kedua, kinerja pajak dari sektor perdagangan dalam enam bulan ke depan bakal cukup sulit mencapai titik puncak setelah melewati Idul Fitri dan Ramadhan lalu. Meski harapannya tentu ada pada akhir tahun nanti, tersokong Natal dan Tahun Baru. 

Baca Juga: Sri Mulyani sebut penerimaan negara tumbuh 9,1% pada semester I 2021



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×