kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom CIMB Niaga sarankan BI aktifkan bilateral currency swap agreement


Senin, 06 April 2020 / 05:50 WIB
Ekonom CIMB Niaga sarankan BI aktifkan bilateral currency swap agreement


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean menilai, second line of defense milik Bank Indonesia (BI) saat ini sudah perlu diaktifkan terlebih di tengah situasi seperti sekarang ini.

Adapun second line of defense ini, berupa pertukaran mata uang atau bilateral Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) dengan bank sentral dari sejumlah negara seperti China, Jepang, Singapura, Australia, dan lain-lain.

Baca Juga: Cadangan devisa dinilai masih cukup untuk stabilkan rupiah

"Ketidakpastian sangat besar. Untuk memitigasi kemungkinan seperti dampak sentimen yang berkepanjangan, serta efek jatuhnya volume perdagangan dunia terhadap posisi neraca pembayaran dan rupiah, maka BCSA seyogianya memang harus diaktivasi," ujar Adrian kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).

Adrian menekankan, alasan yang lebih penting dari pengaktifan BCSA ini bukan didasarkan pada cukup atau tidak cukupnya cadangan devisa (cadev) yang ada di Indonesia.

Namun, terkait dengan prospek pembiayaan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di tahun 2020 bila seandainya foreign outflow terus terjadi di pasar modal.

Baca Juga: Perjanjian swap bilateral saat ini dinilai belum perlu diaktifkan, ini alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×